Militer Korea Selatan Klaim Korea Utara Tembakan Rudal, 3 Hari Sebelum Pelantikan Presiden Yoon Suk-yeol
JAKARTA - Hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara kembali memanas. Militer Korsel menuding Korut telah menembahkkan rudal balistik pada Sabtu, 7 Mei.
Tindakan Korut itu dilakukan tiga hari sebelum pelantikan presiden terpilih Korsel Yoon Suk-yeol, yang berjanji untuk mengambil sikap tegas terhadap Korut.
Militer Korsel mengatakan, Korut menembakkan proyektil yang diyakini merupakan rudal balistik dari kapal selam (SLBM), demikian yang dilansir Antara dari Reuters.
Rudal itu dilepaskan ke perairan lepas pantai timur Korsel sekitar pukul 05.07 GMT atau 12.07 WIB, dari sekitar Sinpo, di mana Korut mengerahkan kapal selam dan peralatan uji tembak SLBM.
Kementerian pertahanan Jepang juga mencuit bahwa proyektil tersebut bisa jadi adalah rudal balistik. Media penyiaran publik Jepang NHK, yang mengutip sumber-sumber pemerintah, mengatakan proyektil tersebut mendarat di luar zona ekonomi eksklusif negaranya.
Pada Rabu Korut menembakkan rudal balistik ke perairan pantai timurnya, kata Korsel dan Jepang, setelah Pyongyang bertekad untuk mengembangkan persenjataan nuklirnya "dengan kecepatan sepesat mungkin".
Baca juga:
- Kabar Proyek Alutsista TNI AD Dikuasai Sahabat KSAD, Kadispenad: Informasi Menyesatkan
- Hidupkan Kembali Penerbangan Terpanjang di Dunia, Qantas Pesan 12 Pesawat Jet Airbus A350-1000
- VIDEO Sejarah Masjid: Melihat Masjid Al-Fajri yang Bergaya Eropa
- Polisi Brasil Ragukan Laporan Perkosaan dan Kematian Gadis Yanomami Berusia 12 Tahun
Amerika Serikat menilai Korut tengah mempersiapkan situs uji nuklirnya di Punggye-ri dan siap melakukan pengujian di sana paling cepat pada bulan ini.
"Ketimbang menerima undangan dialog, rezim Kim tampaknya bersiap melakukan uji rudal berhulu ledak nuklir taktis. Waktunya sebagian besar akan bergantung pada kesiapan lorong bawah tanah dan teknologi peralatan termodifikasi," kata Leif-Eric Easley, profesor Universitas Ewha di Seoul.
"Tes nuklir ketujuh akan menjadi yang pertama sejak September 2017 dan memicu ketegangan di Semenanjung Korea, meningkatkan risiko salah perhitungan dan miskomunikasi antara rezim Kim dan pemerintah Yoon," lanjutnya.
Yoon sendiri mulai bertugas sebagai Presiden Korsel pada Selasa. Presiden AS Joe Biden akan berkunjung ke Korsel dan bertemu dengannya pada 21 Mei.
Bulan lalu pemimpin Korut Kim Jong Un berjanji untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir negaranya. Dia memimpin parade militer besar-besaran yang memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM), juga roket yang diduga SLBM, di atas truk dan kendaraan peluncur.
Pada Oktober Korut menguji rudal balistik baru yang lebih kecil dari kapal selam, langkah yang dinilai para pengamat dimaksudkan agar lebih cepat menerjunkan kapal selam rudal yang aktif.