Diplomat Rusia: Risiko Perang Nuklir Harus Diminimalkan, Cegah Konflik Bersenjata
JAKARTA - Pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan negaranya percaya, risiko perang nuklir harus diminimalkan, dengan konflik bersenjata antar kekuatan nuklir harus dicegah, menurut Kantor Berita TASS.
Vladimir Yermakov, kepala non-proliferasi nuklir Kementerian Luar Negeri, mengatakan semua kekuatan nuklir harus berpegang pada logika yang tercantum dalam dokumen resmi yang bertujuan untuk mencegah perang nuklir.
Yermakov pada Hari Sabtu dikutip mengatakan, kekuatan nuklir terkemuka harus mematuhi logika yang diabadikan dalam dokumen yang mereka buat bersama.
Dia mengacu pada pernyataan bersama yang diterbitkan pada Bulan Januari oleh Rusia, China, Inggris, Amerika Serikat dan Prancis, di mana lima negara, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sepakat penyebaran lebih lanjut senjata nuklir dan perang nuklir harus dihindari.
"Risiko perang nuklir, yang tidak boleh dilepaskan, harus diminimalkan, khususnya dengan mencegah konflik bersenjata antara kekuatan nuklir," terang Yermakov seperti melansir Reuters dari TASS 30 April.
"Rusia jelas mengikuti pemahaman ini," tandasnya.
Baca juga:
- Gabung Kontraktor Militer Swasta, Mantan Marinir AS Tewas dalam Pertempuran di Ukraina
- Idulfitri 2022: Arab Saudi Imbau Warganya untuk Melihat Bulan Sabit pada Sabtu Malam
- Desak Israel Hentikan Penembakan di Suriah, Rusia: Melanggar Hukum Internasional dan Tidak Dapat Diterima
- Sukses Menyusup ke Garis Belakang Rusia: Pasukan Khusus Ukraina Serang Konvoi Logistik, Hambat Serangan Moskow
Diketahui, sebelumnya Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pada Hari Senin, Negara Barat tidak boleh meremehkan peningkatan risiko konflik nuklir di Ukraina. Meskipun Amerika Serikat kemudian mengatakan tidak percaya ada ancaman Rusia menggunakan senjata nuklir, sekalipun ada peningkatan dalam retorika Moskow.