Terminal Cicaheum Kota Bandung lewati puncak arus mudik Lebaran 2022
BANDUNG - Puncak arus mudik Lebaran 2022 di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Jawa Barat, terjadi pada H-3 atau Jumat 29 April.
Kepala Terminal Cicaheum Kota Bandung, Roni Hermanto, Sabtu mengatakan sebanyak 2.455 orang penumpang telah diberangkatkan dari Terminal Cicaheum Bandung ke berbagai daerah di Jawa Barat dan luar Jawa Barat pada Jumat (29/4).
"Jumlah penumpang yang diberangkatkan kemarin itu merupakan jumlah terbesar sejak H-7 Lebaran tahun ini. Jadi kemarin, kami sudah memberangkatkan sebanyak 2.455 orang penumpang, naiknya cukup signifikan dari hari-hari sebelumnya sejak H-7," kata dia dikutip Antara.
Berdasarkan data yang dihimpun, Terminal Cicaheum di Bandung telah memberangkatkan sebanyak 3.500 penumpang ke berbagai daerah di Jawa Barat dan luar provinsi itu selama 25-27 April 2022.
Menurut Roni, jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan angka penumpang periode sama pada H-7 hingga H-5 Lebaran tahun 2019.
Dia bilang penurunan penumpang pada kurun waktu H-7 hingga H-5 tahun ini mencapai 70 persen dibandingkan dua tahun lalu.
"Lebaran tahun 2019, kurun waktu H-7 hingga H-4 lebaran kita bisa memberangkatkan sekitar 10 ribuan penumpang," kata dia.
Dia menuturkan sejak H-7 atau 25 April 2022 sampai H-3 atau 29 April 2022 kurang lebih sebanyak 10 ribu orang penumpang telah berangkat mudik dari Terminal Cicaheum.
Baca juga:
- Antisipasi Kecelakaan di Jalur Mudik Laut dan Darat, Basarnas Siapkan 4 Helikopter Rescue
- Polres Bandara Soekarno Hatta Siagakan Lima Posko Mudik Lebaran
- Arus Mudik 2022: Pemilahan Pelat Nomor Mobil Ganjil-genap Dilakukan di KM 10 dan KM 47 Tol Cikampek
- Bandara Juanda Tambah Jam Operasional saat Lebaran
Roni mengatakan bahwa pada hari Sabtu masih terdapat kendala kedatangan bus yang terlambat terutama dari Jalur Selatan Jawa Barat karena kemacetan parah di beberapa daerah jalur mudik.
"Hari ini juga kedatangan bus masih terlambat terutama yang dari arah Jalur Selatan karena terjadi macet parah di daerah Gentong, Malangbong, dan Limbangan. Keterlambatnya sekitar enam sampai tujuh jam," kata dia.
Roni menambahkan meskipun keterlambatan kedatangan bus mencapai enam hingga tujuh jam, sejauh ini tidak ada keluhan dari para pemudik karena para pemudik juga mengerti situasi yang terjadi.
"Mungkin mereka sudah melihat di media juga ya terjadi kemacetan dimana-mana jadi sudah paham situasi, jadi tidak ada yang complain," ujar Roni.
Salah seorang pemudik, Rizki mengatakan bahwa dirinya tidak masalah harus menunggu bus yang datang terlambat asalkan tetap berangkat mudik.
"Ya mau bagaimana lagi, karena mungkin puncaknya arus mudik jadi dimana-mana macet ya. Saya sih tidak masalah menunggu, asalkan tetap ada kendaraan buat berangkat," katanya.