Diplomat Rusia Klaim Denazifikasi Ukraina akan Selesai, Sebut Ada Pusat Penyiksaan Rahasia di Bandara Mariupol
JAKARTA - Pejabat Rusia menyebut salah satu tujuan invasi ke Ukraina untuk melakukan denazifikasi akan selesai, menyebut adanya pusat penyiksaan yang dibangun Ukraina.
Penasihat senior Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Sergey Leonidchenko mengatakan, denazifikasi Ukraina akan selesai dan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan akan dihukum.
"Pusat penyiksaan benar-benar tidak terpikirkan di abad ke-21 dan ada banyak bukti, banyak bukti saksi mata, bahwa SBU (Badan Keamanan Ukraina) telah mendirikan pusat penyiksaan rahasia di bandara Mariupol, yang didalihkan sebagai perpustakaan," katanya pada pertemuan Formula-Arria Dewan Keamanan PBB, dikutip dari TASS 28 April.
"Pusat tersebut didirikan pada tahun 2014, ketika batalyon nasionalis Azov ditempatkan di Mariupol. Pusat ini digunakan untuk menyiksa, memperkosa, dan membunuh 'buku', sebutan bagi warga sipil yang dicurigai tidak setia kepada Kyiv."
"Saya meyakinkan Anda, bahwa mereka yang bertanggung jawab atas ini dan kejahatan keji lainnya akan dibawa ke pengadilan. Tidak ada yang akan menghindari hukuman. Denazifikasi Ukraina akan selesai," tegasnya.
Baca juga:
- Angkat Kaki dari Afghanistan, Amerika Serikat Tinggalkan Peralatan Militer Senilai Rp102 Triliun: Kini Dikuasai Taliban
- Temui Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Yordania Tolak Perubahan Status Historis dan Hukum Haram Al Sharif
- Ditinggal Pemiliknya, Ratusan Mobil Mewah Terancam Dilelang: Ada Porsche, Range Rover hingga Cadillac
- Operasi Militer Khusus di Ukraina Pasti akan Selesai, Presiden Putin: Jaga Keamanan Donetsk, Lugansk dan Krimea
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan izin pelaksanaan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi. Hal yang ditentang oleh Ukraina dan negara-negara Barat tak berdasar.