Kebutuhan BBM Melonjak Hingga 14 Persen, Menteri ESDM Awasi Pendistribusian BBM di Jabar dan Jateng

JAKARTA - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Kepala BPH Migas Erika Retnowati melanjutkan pemantauan langsung pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) arus balik ruas tol Jawa Barat.

Sebelumnya, Arifin juga telah memantau kondisi sejumlah SPBU di sepanjang ruas tol arus mudik Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hasil inspeksi mendadak di lapangan, pasokan dan pendistribusian BBM berjalan aman, bahkan petugas SPBU berhasil mengurai antrean panjang saat pengisian BBM.

"Kami minta Pertamina mengamankan tangki (SPBU) seoptimal mungkin, persiapan menjelang arus mudik dan balik terutama BBM jenis Solar dan Pertalite. Nanti kita tingkatkan posisi stoknya," kata Arifin dalam keterangan resminya, Sabtu, 23 April.

Arifin juga meminta kepada petugas SPBU supaya mempercepat proses pengisian BBM serta memperhatikan bentuk layout SPBU.

"Kami minta petugas SPBU meningkatkan pengisian BBM agar mengurangi antrean panjang. Harus ada ekstra kerja untuk mempercepat dan memanfaatkan layout (SPBU) untuk kendaraan-kendaraan besar," urainya.

Pemerintah juga akan mengoptimalkan penggunaan teknologi digital sebagai bagian dari pengawasan pendistribusian seperti CCTV dan digitalisasi.

"Jadi kita tau barang (BBM) yang dikirim dan barang yang dibeli. Semuanya tercatat," tegas Arifin.

Tak hanya itu, Pemerintah dan Pertamina juga mulai menerapkan sistem pengguna tunggal (single user) bagi konsumen yang ingin membeli BBM.

"Sekarang kami sudah mulai sistem pengawasan dengan menyorot sistem plat untuk bisa direcord. Nanti bakal ketahuan kendaraan yang bolak-balik mengisi BBM," ungkapnya.

Catatan dari hasil penyelewengan BBM dalam sistem digitalisasi tersebut akan segera ditindaklanjuti dengan melaporkan ke penegak hukum.

"Kemarin sudah banyak ditindak oleh kepolisian dalam kasus penimbunan dan layout tangki dari 200 liter menjadi 400 liter. Bisa juga bocor di SPBU. Makanya kita coba tangani," jelas Arifin.

Kebutuhan beberapa jenis BBM, seperti Pertalite dan Solar diperkirakan akan mengalami peningkatan mendekati puncak libur Hari Raya Idulfitri dibanding konsumsi rata-rata harian.

"Akan ada peningkatan sekitar 12-14 persen," jelas Arifin.

Berdasarkan proyeksi Pertamina, penjualan Pertalite di regional Jawa Bagian Barat (JBB) mengalami kenaikan sebesar 4,9 persen dalam satu bulan terakhir. Dari rata-rata sebelumnya bulan Maret sebesar 19.828 liter menjadi 20.794 liter pada bulan April. Sebaliknya, jenis Pertamax mengalami penurunan 24 persen dari rata-rata bulan Maret 6.142 liter menjadi 4.669 liter di bulan April.

Adapun di regional JBB, puncak kenaikan konsumsi gasoline (Pertalite, Pertamax, Turbo) sendiri diperkirakan terjadi pada 1 Mei 2022 dengan kenaikan hingga 35 persen, sementara penurunan terendah gasoil (BioSolar, Dexlite, Dex) diperkirakan pada 3 Mei 2022 dengan penurunan hingga 52 persen.

Secara umum, ketahanan stok BBM per 20 April di regional Jawa Bagian Barat tercatat selama 16,4 hari untuk gasoline serta 22,7 hari untuk gasoil.