Temuan Studi, Otak Lebih Responsif Terhadap Isyarat Romantis ketika Perut Kenyang

YOGYAKARTA – Hubungan yang romantis ternyata bukan didukung dari hadiah kembang seikat pun kata-kata yang dirangkai indah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Appetite menemukan bukti tentang percintaan yang hangat dimulai dari dapur mengepul.

Seperti sebuah pepatah yang dipakai sehari-hari, yang penting dapur mengepul dan kenyang. Peneliti dari Universitas Drexel menunjukkan bahwa otak perempuan lebih merespons isyarat romantis ketika perut kenyang daripada saat lapar.

Studi ini mengeksplorasi sirkuit otak dalam keadaan lapar versus kenyang diantara perempuan yang pernah berdiet dan mereka yang tidak pernah diet. Menurut penulis utama penelitian ini, Alice Ely, Ph.D., tim menemukan bahwa wanita muda, baik dengan dan tanpa riwayat diet, memiliki aktivasi otak yang lebih besar dalam menanggapi gambar romantis di daerah saraf terkait hadiah setelah makan daripada saat lapar.

“Hasil studi ini bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa orang biasanya menunjukkan kepekaan yang lebih besar terhadap rangsangan yang bermanfaat saat lapar. Rangsangan tersebut mencakup hal-hal seperti makanan, uang, dan obat-obatan,” papar Ely dilasir Science Daily.

Ilustrasi temuan studi tentang perut kenyang berkaitan dengan respons romantis (Freepik)

Dalam penelitian yang dilakukan tahun 2015 ini, mereka –responden- lebih responsif saat diberi makanan. Dari data yang peneliti miliki menunjukkan bahwa makanan dapat membuat perempuan muda peka terhadap penghargaan di luar makanan. Ini juga mendukung sirkuit saraf bersama untuk makanan dan seks.

Secara khusus, peneliti pelihat apakah respons penghargaan otak terhadap makanan berbeda secara signifikan pada perempuan yang berisiko mengalami obesitas di masa depan dibandingkan mereka yang tidak pernah berdiet. Responden penelitian ini adalah wanita muda usia kuliah dengan berat badan normal.

Penelitian menggunakan pemindai fMRI untuk mengetahui kerja saraf otak terkait dengan respons romantis. Responden dibagi menjadi dua kelompok, mereka yang pernah berdiet dan tidak diet. Semuanya diminta berpuasa selama delapan jam, lalu datang ke lab dalam keadaan lapar.

Peneliti diminta melihat gambar romantis, seperti pasangan berpegangan tangan, dan gambar netral seperti bola bowling. Kemudian peneliti melihat tingkat aktivasi saraf yang sama antara kedua kelompok. Selanjutnya, responden diminta meminum pengganti makanan senilai 500 kalori dan kembali ke pemindaian untuk melihat gambar yang sama lagi dengan perut kenyang.

“Alih-alih cemas dan kesal serta mudah tersinggung ketika Anda lapar…begitu kita kenyang, maka kita dapat mencapai hal-hal yang lebih baik. Mereka lebih responsif terhadap isyarat romantis,” terang Ely.

Mengutip Time, Traci Mann, seorang profesor departemen psikologi di University of Minnesota dan peneliti diet yang tidak terlibat dalam penelitian Ely dan tim mengatakan bahwa hasilnya masuk akal. Saat Anda berpuasa, kata Mann, sepenuhnya disibukkan dan fokus dengan pikiran tentang makanan.

Ely memaparkan bahwa penelitiannya hanya studi percontohan dengan sekelompok kecil perempuan dengan usia yang sama. Penelitian lebih luas diperlukan untuk menarik kesimpulan yang valid. Meski temuannya sangat spekulatif, tetapi ada temuan tak terduga yang berkaitan dengan rasa kenyang dan respons romantis dari otak perempuan.