Rusia Sebut Nasionalis Ukraina Blokade 450 Warga Sipil di Biara, Tentara Jadikan Anak-anak Tameng Hidup di Sekolah
JAKARTA - Kelompok Nasionalis Ukraina telah memblokade lebih dari 450 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, di biara Nikolo-Vasilyevsky yang terletak di wilayah Republik Rakyat Donetsk (DPR), kata Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, Rabu.
"Neo-Nazi telah memblokade lebih dari 450 warga sipil, termasuk anak-anak, wanita dengan bayi, orang tua dan pasien sakit kritis yang membutuhkan bantuan hidup serta pasien kanker dan ketergantungan insulin, di Biara Nikolo-Vasilyevsky, di distrik Volnovakha dari Republik Rakyat Donetsk," kata Mizintsev, yang mengepalai Markas Besar Koordinasi Bersama Rusia untuk Respon Kemanusiaan di Ukraina, melansir TASS 14 April.
Lebih jauh Kolonel Jenderal Mizintsev menerangkan, biara dan satu-satunya jalan ke sana "dibombardir tanpa henti dengan mortir dan senapan mesin berat, beberapa terbunuh dan terluka."
Ia menekankan, dengan kondisi yang terjadi, praktis tidak mungkin mengirimkan obat-obatan vital, makanan, dan kebutuhan sehari-hari ke biara atau mengevakuasi orang-orang.
"Teknik dan pola perlakuan kejam terhadap warga sipil yang dibuktikan oleh algojo Nazi selama Perang Dunia Kedua, sekarang dipraktikkan dengan sangat canggih oleh neo-Nazi Ukraina," ujarnya.
Baca juga:
- Puluhan Artileri dan Roket Rusia Hantam Pemukiman di Kharkiv: Tewaskan Warga Sipil, Anak-anak Kritis
- Presiden Polandia dan Negara Baltik Kunjung Kyiv: Masa Depan Ukraina Ditentukan di Medan Perang, Presiden Putin Harus Kalah
- Rusia Tingkatkan Serangan di Selatan dan Timur: AS Kirim Bantuan Militer Rp11.4 Triliun, Termasuk Artileri Berat
- Helikopter Militer Mali Hujani Pasukan PBB Asal Inggris dengan Enam Roket, Dipiloti Tentara Rusia?
Mizintsev juga menyebut, angkatan bersenjata Ukraina sedang menyiapkan posisi tembak di sekolah dan fasilitas medis di Kota Kramatorsk serta Zaporozhye.
"Angkatan Bersenjata Ukraina terus mengatur posisi penembakan di Sekolah Nomor 29 di Zaporozhye, Sekolah Nomor 20 di Kramatorsk, di gedung rumah sakit dan di pusat transfusi darah. Penduduk setempat, petugas medis, dan pasien ditahan secara paksa di sana sebagai perisai manusia," tandasnya.