Prospek Ekonomi Dunia Makin Suram, Lembaga Global Pangkas Pertumbuhan Secara Berjamaah

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa situasi dunia saat ini masih terus diliputi ketidakpastian yang berlanjut. Menurut dia, faktor geopolitik yang terjadi di Eropa Timur semakin menjauhkan proyeksi global dalam mencapai pertumbuhan yang kuat.

Menkeu pun tidak menampik jika semua dinamika akan mendorong penyesuaian target pertumbuhan untuk sepanjang 2022. Sinyal ini juga ditangkap oleh berbagai lembaga ekonomi internasional.

“Seperti yang diketahui pada April ini banyak sekali laporan-laporan dari OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi), World Bank, IMF yang akan menyampaikan revisi ekonomi outlook global dengan terjadinya peperangan di Ukraina,” ujar dia ketika menyampaikan keterangan pers kepada awak media secara daring pada Rabu, 13 April.

Dalam penjelasannya, Menkeu menyebut jika OECD melakukan revisi ke bawah atas target pertumbuhan dunia dari sebelumnya 4,5 persen menjadi 3,5 persen.

Kemudian organisasi keuangan internasional World Bank juga melakukan hal serupa dengan memangkas economic growth menjadi 4 persen hingga 5 persen dari awalnya 5,4 persen untuk wilayah Asia-Pasifik di tahun ini.

“Jadi penurunannya ini cukup kuat di kisaran 1 persen,” tutur Menkeu.

Bendahara negara sendiri menegaskan jika pemerintah masih optimistis Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi dalam rentang yang telah ditentukan.

“Tapi kita tetap yakin bisa mencapai di kisaran 4,5 persen hingga 5,2 persen untuk di kuartal I 2021 dengan titik tengah di 5,0 persen. Sementara untuk tahun keseluruhan adalah 4,8 persen hingga 5,2 persen,” tutup Menkeu Sri Mulyani.