Sosok Ade Armando dan Unggahan Kontroversialnya yang Berujung Penganiayaan
JAKARTA - Dosen FISIP Universitas Indonesia (UI), Ketua Pergerakan Indonesia Untuk Semua (PIS), yang juga pegiat medsos, Ade Armando babak belur setelah digebuki massa aksi demonstrasi di gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, Senin 11 April 2022. Ade langsung dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta dengan luka parah di bagian kepala.
Sebelumnya Ade mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya tidak ikut dalam aksi demo bersama mahasiswa. Dia mendukung aksi 11 April oleh BEM SI tersebut, yaitu menolak penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden. Selanjutnya tanpa sebab jelas, Ade dipukuli sekelompok massa penunggang demo mahasiswa hingga babak belur dan berdaya.
Nama Ade langsung viral di media sosial Twitter setelah pengeroyokan di depan gedung DPR/MPR tersebut. Kata kunci Ade Armando telah trending sejak Selasa 12 April pagi. Sudah 162 ribu kicauan meramaikan kata kunci tersebut. Sejumlah warganet meramaikan kolom komentar di Twitter hingga menjadi kata kunci terpopuler di Twitter Indonesia.
Tidak sedikit warganet yang mengecam aksi pengeroyokan yang dilakukan massa pendemo kepada Ade. Warganet berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Kebiadaban yang dialami Ade Armando adalah bentuk matinya demokrasi di negri ini. Dan buah kemenangan dari penjahat demokrasi," kata @hasapradan.
“Demokrasi Pancasila Sdh tergantikan oleh Demokrasi Jalanan ala Timteng.
tdk sependapat dihakimi secara brutal dg label atas nama agama.Wahabis Lokal,” (@HASapardan) April 12, 2022
Ada juga warganet warganet yang mendoakan kesembuhan dosen Universitas Indonesia (UI) itu.
“get well soon om ade Armando,” — cakbas (@cakbas30814072) April 12, 2022.
Warganet lain membandingkan aksi pengeroyokan ini, dengan tindakan tidak terpuji Will Smith kepada Chris Rock di ajang Piala Oscar lalu.
"Kasus Ade Armando membuat saya paham mengapa banyak yang membela Will Smith dibanding Chris Rock," kata @manuelmarsen.
Riuhnya pemberitaan tentang pengeroyokan Ade, warganet menilai aksi demo BEM SI 11 April kemarin telah tercuri perhatiannya oleh Ade Armando.
"Demo BEM SI kemarin beritanya kalah dengan berita Ade Armando. Mahasiswa dirugikan," ujar @ahmadsa36401680.
Anak Diplomat
Ade lahir di Jakarta, 24 September 1961. Dia adalah putra pasangan Mayor Jus Gani dan Juniar Gani. Ayah Ade adalah seorang diplomat, sebelum akhirnya terpaksa turun setelah runtuhnya Pemerintahan Soekarno.
Ade adalah seorang pakar komunikasi, dan mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Dia juga mengajar di beberapa universitas lain pada jenjang sarjana maupun pascasarjana.
Ade juga pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2004–2007, Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI periode 2001–2003, serta menjadi Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews pada 2001–2002.
Ade pernah menjadi redaktur Koran Republika, sesuai obsesinya. Karena tekanan politik Orde Baru dan dirasa tidak obyektif, ia lantas keluar dari koran itu. Ade kemudian berhenti menjadi wartawan. Dia beralih menjadi peneliti dan manajer riset media Tylor Nelson Sofres pada 1998–1999.
Setelah itu Ade Armando diajak bergabung oleh Marwah Daud Ibrahim menjadi Direktur Media Watch & Consumer Center pada 2000–2001. yang dianggapnya independen dan tidak memihak Habibie.
Unggahan Kontroversial Ade
Di ranah media sosial, sosok Ade Armando memang kontroversial. Bagi para penggemarnya, Ade adalah pemikir yang jenius. Sebaliknya di mata para pembencinya, dosen ilmu komunikasi ini adalah musuh nomor satu.
Pria berdarah Minangkabau ini selalu mengajak warganet mengedepankan “logika akal sehat”, namun seringkali unggahannya justru “kurang sehat”. Beberapa unggahan kontroversial Ade Armando di media sosialnya, antara lain:
Allah Bukan Orang Arab:
Pada 25 Januari 2017, Ade Armando menulis di Facebooknya karena 'Allah bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayatnya dibaca dengan gaya Minang, Ambon, Cina, Hiphop, Blues'.
Unggahan ini lalu dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Penyidik menetapkan Ade sebagai tersangka dugaan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Namun, kasus ini juga belom ada tindak lanjut lagi.
Unggah meme 'Joker' Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan:
Menurut Ade meme yang dia dapatkan dari grup WhatApp tersebut dinilai pas untuk mengkritik Anies, dia pun mengunggahnya di akun Facebooknya. Ade kemudian dilaporkan ke Polda Metro Jaya, namun kasus ini juga tidak ada kejelasan.
Unggah foto Habib Rizieq Pakai topi Santa Claus pada Desember 2017:
Atas unggahan tersebut, Ade Armando dilaporkan ke Bareskrim Polri. Ade dilaporkan atas kasus dugaan tindak pidana ujaran kebencian bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) juncto Pasal 156 KUHP.
Sebut Adzan Tidak Suci:
Ade Armando dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada April 2018 karena dugaan pernyataan bahwa azan tidak suci. Cuitan itu dibuat saat sedang heboh Sukmawati membaca puisi membandingkan kidung dengan suara azan.
Sebut LGBT Tidak Diharamkan dalam Islam:
Pada 15 Juli 2015, Ade kembali membuat pernyataan kontroversial. Menurutnya LGBT adalah bawaan lahir, Al-Quran tidak melarang perilaku homoseksual. Seks sodomi adalah yang dilarang.
Sebut Sholat 5 Waktu Tidak Ada di dalam Alquran:
Ade Armando pun pernah mengatakan bahwa sholat 5 waktu itu tidak ada dalam Alquran. Hal itu dilontarkannya saat mengomentari pernyataan dari Imam Masjid New York, Imam Shamsi Ali soal syahadat, sholat, puasa, haji, tidak makan makanan haram, tidak berzina, itu syariah. Shamsi juga mengatakan mereka yang tidak menjalankan syariat tersebut berarti telah Islam.
"Sebenarnya di dalam Alquran tidak ada perintah salat lima waktu. Coba saja baca Alquran, Anda tidak akan menemukan ayat yang mengatakan sholat itu harus dilakukan 5 kali sehari. Toh melakukannya karena sejak kecil dan saya sholat 5 waktu karena merasa perlu berkomunikasi dengan Tuhan secara konstan. Saya sendiri tidak pernah menganggap pendapat saya yang paling benar,” kata Ade Armando.
Pernyataan “Orang pintar pilih Ahok, orang bodoh pilih Anies”:
Kontroversi Ade terulang lagi pada April 2017 saat momen Pilgub DKI. Dalam akun Facebooknya, Ade mengunggah status kontroversi yang menyebutkan Ahok kalah di Pilgub DKI menunjukkan bahwa banyak orang bodoh daripada orang pintar.
"Orang pintar milih Ahok. Orang bodoh milih Anies. Jadi kalau sekarang Ahok kalah artinya jumlah orang bodoh jauh lebih banyak daripada orang pintar. Simpelkan?" tulis Ade di akun Facebook miliknya.
Harus Diusut Tuntas
Bagaimanapun, tindakan penganiayaan berat yang menimpa Ade Armando harus disikapi serius. Pelakunya harus dihukum, karena telah melakukan tindak criminal. Penganiayaan terhadap Ade juga jelas-jelas mencederai demokrasi di Indonesia.
Seruan agar aparat penegak hukum segera mengusut tuntas pelaku penganiayaan terhadap Ade disampaikan akademisi, tokoh agama, dan aktivis secara daring, Senin petang 11 April. Ade tak hanya dianiaya, dia juga diperlakukan dengan tidak manusiawi. Celananya dipeloritkan dan nyaris ditelanjangi di depan umum. Selain itu, penganiayaan terhadap Ade yang mengatasnamakan agama dinilai merusak wajah Indonesia yang toleran.
Baca juga:
Guru Besar Antropologi UI Prof Sulistyowati Irianto menegaskan, ada yang salah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara ini. Sebab, semestinya tidak demikian orang muda menyampaikan ketidaksetujuannya. Sulistyowati pun meminta polisi segera bertindak tegas.
“Tindakan seperti ini tidak boleh dibiarkan bila ingin negeri ini mencapai usia seratus tahun,” ujarnya menyikapi penganiayaan terhadap Ade Armando.