Uni Eropa Targetkan Dompet Uang Kripto dan Bank dalam Paket Sanksi Terbaru untuk Rusia
JAKARTA - Uni Eropa pada Jumat, 8 April, menargetkan dompet crypto, bank, mata uang dan kepercayaan dalam paket sanksi kelima terhadap Rusia. Ini dilakukan dalam upaya untuk menutup celah potensial yang dapat memungkinkan Rusia untuk memindahkan uang ke luar negeri.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, pertukaran kripto yang berbasis di Uni Eropa sudah diharuskan untuk menerapkan sanksi yang melarang transaksi dari individu yang ditargetkan, namun masih ada kekhawatiran bahwa celah untuk menghindari itu tetap ada.
Uni Eropa pada Jumat lalu mengatakan pihaknya memperluas larangan deposit ke dompet kripto. "Ini akan berkontribusi untuk menutup celah potensial," kata eksekutif Komisi Eropa UE dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters.
Dompet Crypto memungkinkan individu untuk menyimpan kata sandi yang memberi mereka akses ke mata uang kripto dengan aman, dan untuk mengirim, menerima, dan membelanjakan cryptocurrency seperti bitcoin.
Baca juga:
Uni Eropa mengatakan juga melarang penjualan uang kertas dan surat berharga yang dapat dipindahtangankan, seperti saham, dalam mata uang resmi negara-negara anggota Uni Eropa ke Rusia dan Belarus.
Keputusan itu juga mengkonfirmasi larangan transaksi penuh pada empat bank Rusia, termasuk VTB, yang mewakili 23% pangsa pasar di sektor perbankan Rusia.
Bank-bank Rusia sendiri telah terputus dari sistem pengiriman pesan bank internasional SWIFT dan sekarang akan dikenakan pembekuan aset untuk sepenuhnya yang memutuskan mereka dari pasar UE, kata blok itu.
Ada juga larangan memberi nasihat tentang perwalian bagi orang kaya Rusia, untuk mempersulit mereka menyimpan kekayaan mereka di UE.