Ancaman dan Peretasan Iringi Rencana Demo BEM SI di Istana 11 April
JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengaku mendapat teror ancaman dari pihak tertentu menjelang dmonstrasi di Istana Negara Jakarta pada Senin, 11 April.
"Ada [ancaman]. Lebih kepada keselamatan kita," ucap Koordinator Media BEM SI Luthfi Yufrizal saat dikonfirmasi VOI, Sabtu, 9 April.
Kendati demikian, tak dijelakan secara rinci mengenai pengancaman itu. Luthfi hanya menyebut ancaman dari pihak tertentu itu akan dilakukan jika mereka tetap mengelar aksi massa.
Selain itu, beberapa anggota BEM SI juga mendapat teror berupa peretasan. Ponsel mereka diretas sehingga sulit berkomunikasi dengan anggota lainnya.
Peretasan ini, kata Luthfi, sangat berdampak pada persiapan aksi. Sebab, anggota yang berada di daerah kesulitan mendapat informasi. "Komunikasi antar unit-kampusnya jadi terkendala dan untuk di nasional pun sedikit terkendala," ujar Luthfi.
Berkaitan dengan rencana demonstrasi pada 11 April, BEM SI mengklaim telah melayangkan surat pemberitahuan kepada Polda Metro Jaya.
Baca juga:
- BEM SI Klaim Sudah Surati Polisi Soal Aksi 11 April, Ribuan Mahasiswa Siap Turun ke Jalan
- BEM SI Bentuk Tim Khusus Cegah Demonstrasi di Istana 11 April Ditunggangi
- Perumusan Nama BEM Kampus Pertama, Pengamat Hukum Tata Negara Ini Bawa-bawa Nama Anies Baswedan, Simak!
- Anies Tak Hadiri LKPJ di DPRD DKI, Denny Siregar: Kalau Diminta Pertanggungjawaban Kabur Tapi Saat Terima Penghargaan Paling Depan
Dengan masuknya surat pemberitahuan sebagai syarat, aksi demonstrasi akan tetap berjalan pada 11 April.
Lutfi menyebutkan, ribuan mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI akan turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi. Terutama, perihal kejelasan wacana penundaan pemilihan umum (pemilu) dan perpanjangan masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Estimasi massa kami 1.000 (orang) dari seluruh universitas yang tergabung dalam BEM SI," ungkap Luthfi.