Kunjungi Kyiv, Pemimpin Uni Eropa Pastikan Dukungan dan Status Keanggotaan untuk Ukraina

JAKARTA - Ketua Komisi Eropa dan sejumlah diplomat top Benua Biru tiba di Kyiv, Ukraina untuk menawarkan dukungan dan jaminan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, terkait dengan tawaran keanggotaan Uni Eropa.

Bepergian dengan kereta api dari Brussels, Belgia ke Kyiv, Ukraina, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang antara lain didampingi oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan kepada wartawan, pesan paling penting yang dia bawa ke Zelenskiy adalah, 'akan ada jalur Uni Eropa' untuk Ukraina.

"Biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum Dewan UE menerima permohonan keanggotaan, tetapi Ukraina melakukannya dalam satu atau dua minggu dan saya meminta untuk maju secepat mungkin," katanya, melansir Reuters 8 April.

"Tujuan kami adalah mengajukan permohonan Ukraina ke dewan musim panas ini," sambungnya.

Enam minggu setelah invasi Rusia ke Ukraina, dia berjanji mendukung Kyiv untuk "muncul dari perang sebagai negara demokratis", sesuatu, katanya, Uni Eropa dan donor lain akan membantu.

Itu adalah pesan yang digaungkan oleh Josep Borrell, kepala diplomat UE, yang juga mengatakan kepada wartawan, kunjungan itu merupakan sinyal "Ukraina mengendalikan wilayahnya" dan pemerintah masih memegang kendali.

Ursula von der Layen (mengangkat tangan) dan Josep Borrell (kaca mata) bersama rombongan bersiap menuju Kyiv (Twitter/@JosepBorrellF)

"Ukraina bukanlah negara yang dijajah, didominasi. Masih ada pemerintah (yang) menerima orang dari luar dan Anda dapat melakukan perjalanan ke Kyiv," terang Borrell, seraya menambahkan dia berharap UE akan menawarkan 500 juta euro lagi (543,25 juta dolar AS) ke Kyiv dalam beberapa hari mendatang.

Dia juga mengatakan, perjalanan itu akan memungkinkan blok tersebut untuk menguraikan langkah-langkah yang telah diambil Uni Eropa untuk mengisolasi Rusia atas invasinya ke Ukraina, perang yang digambarkan Moskow sebagai "operasi khusus" untuk "mendenazifikasi" tetangganya.

Diberitakan sebelumnya, ketika para pemimpin Uni Eropa bersiap untuk tiba, lebih dari 30 orang tewas dan lebih dari 100 terluka dalam serangan roket Rusia di stasiun kereta api di Ukraina timur, saat warga sipil mencoba mengungsi ke daerah yang lebih aman, kata perusahaan kereta api negara itu.

Diketahui, serangan Moskow telah membuat lebih dari 4 juta orang melarikan diri ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan lainnya dan membuat kota menjadi puing-puing, meskipun pasukan Rusia gagal merebut kota-kota besar.

Presiden Zelensky telah mendesak Brussels untuk berbuat lebih banyak menghukum Rusia, termasuk melarang pembelian minyak dan gas dari negara itu, meminta Uni Eropa untuk menerima Ukraina sebagai anggota penuh.

Sementara, Borrell mengatakan sanksi minyak adalah 'gajah besar di dalam ruangan' dengan beberapa kekhawatiran, langkah untuk memotong minyak mentah Rusia dapat menyebabkan lonjakan harga yang menyakitkan bagi ekonomi Eropa. Dia mengatakan keputusan tentang ekspor akan dibahas pada Hari Senin di Brussels.

Untuk diketahui, Borrell dan von der Leyen adalah pemimpin Barat terbaru yang mengunjungi Kyiv, setelah Perdana Menteri Polandia, Slovenia dan Republik Ceko melakukan perjalanan untuk bertemu Presiden Zelensky bulan lalu.