PAN ke Partai Ummat Bentukan Amien Rais: Selamat Datang di Gelanggang Politik
JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) mengucapkan selamat datang bagi Partai Ummat yang baru saja diumumkan namanya oleh Amien Rais. Dengan telah diumumkannya nama partai baru tersebut, PAN menyebut Amien telah resmi keluar dan tak identik lagi dengan mereka.
"Secara resmi dan legal konstitusional Pak Amien Rais telah keluar dan meninggalkan PAN. Pak Amien yang merupakan salah satu pendiri dan mantan Ketua Umum PAN 2000-2005 sudah tidak lagi menjadi bagian dari keluarga besar PAN. Oleh karena itu, Pak Amien Rais sudah tidak identik lagi dengan PAN," kata Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Jumat, 2 Oktober.
Dia meyakini munculnya partai besutan Amien Rais ini tak akan berdampak pada suara PAN. Sebab, PAN dan Partai Ummat adalah dua partai yang berbeda secara ideologi. PAN, kata Viva, lebih berideologi nasionalis relijius. Sementara Partai Ummat dianggapnya sebagai partai Islam. Perbedaan inilah yang kemudian membuat adanya perbedaan basis di masyarakat.
Terkait munculnya Partai Ummat, PAN juga mengaku tak membuat program khusus. Viva mengatakan, partainya saat ini memilih berfokus untuk menyelesaikan konsolidasi organisasi hingga ke tingkat desa lewat permusyawaratan. Selain itu, ada program lain yang juga tengah mereka lakukan seperti membantu pemerintah melakukan pemberantasan pandemi COVID-19, menjalankan fungsi konstitusional di lembaga legislatif, hingga melaksanakan kontrol dan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.
Sementara di internal partai, dia mengatakan, partainya kini sedang masif bergerak membangun proses pengkaderan.
Lebih lanjut, PAN juga tak takut jika Partai Ummat akan membuat mereka ditinggalkan. Karena menurut Viva, kader dan pengurus partainya punya rasionalitas politik dan berakal sehat.
"Mereka akan tetap istiqomah dan cinta PAN. Jika ada anggota yang keluar dari PAN dan ikut Partai Ummat, itu hanya sebagian kecil saja. Non signifikan. Tidak bedol desa. Apalagi sampai saat ini tidak ada satupun anggota legislatif, di DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota maupun kader di lembaga eksekutif yang menyatakan keluar dari PAN dan bergabung di Partai Ummat," ujarnya.
Selain itu, PAN juga yakin kadernya tak akan pindah karena untuk menjadi anggota legislatif dan eksekutif melalui kontestasi dan kemenangan elektoral adalah buah dari perjuangan yang tidak mudah. Mengingat, sistem kepartaian dan pemilu berdasarkan UU Partai Politik dan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu membutuhkan sumberdaya partai yang kuat.
Kemudian, ada sejumlah persyaratan yang harus dimiliki oleh sebuah partai baru untuk dapat mengikuti kontestasi pemilu sebagai peserta, dan ada persyaratan partai politik peserta pemilu lolos parliamentary threshold (PT) agar dapat meraih kursi di DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Sehingga kecil bagi kader partainya untuk mau beralih kendaraan politik.
"Hal ini menyebabkan mereka berpikir realistis sebagai seorang politisi," ujarnya.
Baca juga:
Sebelumnya, lewat sebuah video berdurasi hampir sekitar tiga menit, eks Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengumumkan nama baru partainya. Bukan bernama PAN Reformasi seperti yang selama ini digembar-gemborkan, partai ini bernama Partai Ummat.
"Partai Ummat insyaallah bertekad akan bekerja dan berjuang bersama anak bangsa lainnya," kata Amien dalam video yang diunggah dalam akun YouTube Amien Rais Official pada Kamis, 1 Oktober.
Dalam video tersebut, mantan Ketua MPR RI ini mengatakan, partai barunya itu akan berjuang melawan kezaliman dan menegakan keadilan. Selain itu, partai baru ini akan bekerja dan berjuang memegang teguh Pancasila, UUD 1945, serta aturan demokrasi universal.
Selanjutnya dia menjelaskan, partai ini nantinya akan senantiasa menjalankan perintah Allah yang ada di ayat suci Alquran. Ada dua hal yang dia singgung, pertama menegakkan kebajikan dan memberantas keburukan. Kedua, menegakkan keadilan dan memberantas kezaliman.
Amien menilai negara saat ini dapat melancarkan kezaliman politik karena punya sarana yang lengkap dan aparat yang besar. "Namun hanya negara pula yang mampu menegakan keadilan bagi semua rakyatnya. Semua tergantung pada pemerintah yang sedang berkuasa. Apakah sedang membela kepentingan rakyat dan umat, atau sebaliknya sedang membela kepentingan konglomerat dan korporat," ujarnya.
Sehingga ke depan partainya ini akan menjadi segolongan umat yang berikhtiar untuk menegakkan keadilan sekaligus melawan kezaliman secara sistematik lewat perjuangan politik.
"Dan pada akhirnya segolongan umat manusia harus berikthiar untuk menegakan keadilan sekaligus melawan kezaliman secara sistematik lewat perjuangan politk," ujarnya.