532 Tempat Usaha di Badung Bali Tutup, 42 Ribu Pekerja Dirumahkan

DENPASAR - Ratusan tempat usaha di Badung, Bali, terkena imbas negatif pandemi COVID-19. Sejak pandemi awal Maret lalu, sudah ada 532 tempat usaha di Badung yang ditutup. 

“Ini data per 27 Juli, setelah itu belum ada lagi (tempat usaha tutup) yang melapor,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disnaker) Badung, Ida Bagus Oka Dirga kepada wartawan, Kamis, 1 Oktober. 

Ratusan tempat usaha yang tutup didominasi usaha di sektor pariwisata, hotel dan restoran. Dampaknya ada 1.551 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Data keseluruhan,  total perusahaan 532, pekerja dirumahkan 42.409, pekerja ter-PHK 1.551,” sebut Ida Bagus.

Sementara itu soal kondisi ekonomi Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 akan sangat dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya adalah ketersediaan vaksin COVID-19 dan dukungan ekspansi program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Sri Mulyani mengatakan, ekonomi Indonesia diproyeksikan sudah mulai pulih pada kuartal III dan IV di tahun ini. Di mana, akselerasinya akan terjadi di 2021 dengan pertumbuhan ekonomi di level 5,0 hingga 5,7 persen.

Namun, kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi tahun depan masih dipengaruhi beberapa hal. Pertama, penanganan COVID-19 di Tanah Air dan juga ketersediaan vaksin di tahun 2021.

"Timeline dari vaksin akan bisa mengurangi ketidakpastian terutama pada akhir tahun ini dan awal tahun depan. Ini tentunya akan mempengaruhi swing dari pemulihan ekonomi kita," katanya, dalam konferensi pers virtual, Selasa, 29 September.

Kedua, dukungan ekspansi fiskal melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Seperti dukungan sisi demand melalui penguatam bansos dan BLT. Lalu dukungan sisi supply fokus pada insentif pajak, serta bantuan kredit dan penjaminan bagi UMKM dan korporasi. Ini diharapkan bisa jadi akselerasi dan jadi stimulus katalis bagi permintaan kredit modal kerja dan kredit investasi," ujarnya.