Sindir Walkot yang Protes Depok Kota Paling Intoleran, Yusuf Muhammad: Warga Jangan Protes Nanti Masuk Neraka
JAKARTA - Pegiat media sosial Yusuf Muhammad menyindir Wali Kota Depok Mohammad Idris yang tidak terima hasil riset Setara Institue yang menempatkan kota yang dia pimpin paling intoleran di Indonesia.
Dalam Riset, Setara menggunakan empat variabel serta delapan indikator terhadap 94 kota di Indonesia. Hasilnya, skor Indeks Kota Toleran (IKT) Depok paling rendah karena hanya menyentuh poin 3,577.
"Woii kalau riset jangan sembarangan! Kata siapa Deok kota paling intoleran ? Depok banyak dihuni para ahli surga dan orangnya sangat religius," sindir Yusuf lewat akun Twitter-nya, @yusuf_dumdum dilansir Selasa, 4 April.
Secara ironis, Yusuf bilang warga Depok sebaiknya jangan protes dengan hasil ini. Sebab taruhannya terlalu besar, masuk neraka. Tentu saja ini merupakan sindiran keras kepada pemangku kepentingan di Depok.
"Kalian warga jangan banyak protes! Masuk Neraka jahannam baru tahu rasa!" sindir dia.
Mohammad Idris sebelumnya protes dengan hasil riset Setara. Idris mempertanyakan indikator intoleran yang digunakan untuk survei. Sebab selama ini Pemkot Depok bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada, misalnya dalam perizinan rumah ibadah.
Menurut Idris, dirinya selalu memberikan Surat Keputusan (SK) bagi rumah ibadah bila sudah disetujui FKUB. Pun, Setara harus bertanya ke warga Depok apakah selama ini sering terjadi konflik dengan sesama.
"Apakah selama ini orang Depok toleran atau tidak terhadap minoritas, toleran enggak dengan lain suku. Selama ini enggak ada orang Betawi dengan orang Sunda berantem, enggak ada, itu kan konflik,” ujarnya.
Baca juga:
- PGI Respons Warga yang Menolak Kegiatan Ibadah HKBP Betania dan HKI Bandung Selatan
- KPAI Minta Psikologi Anak-anak Diduga Direkrut Teroris NII Dipulihkan
- Minta 300 Ayat Alquran Dihapus FKUB Desak Polisi Segera Tangkap Saifudin Ibrahim
- Berpotensi Dihadiri Banyak Orang Sidang Lanjutan Bahar Smith Tetap Digelar di Bandung
Idris lantas membandingkan riset Setara dengan Universitas Indonesia (UI). Hasilnya jelas berbeda karena UI menempatkan Depok sebagai kota yang cukup toleran."Silakan didiskusikan oleh mereka, kalau kami intoleran akan kami perbaiki. Depok tetap jadi kota yang toleran kok,” ujarnya.