'Serangan COVID-19' dari Biden untuk Trump di Panggung Debat Capres

JAKARTA - Kandidat calon presiden AS dari Partai Republik, Joe Biden mempertanyakan program kesehatan petahana, Donald Trump dalam debat putaran pertama. Di mata Joe, Trump bahkan tak memiliki rencana apapun untuk menopang kesehatan masyarakat AS.

Perdebatan sengit diawali pertanyaan moderator, Chris Wallace. Ia bertanya kepada kedua kandidat tentang rencana menggantikan Undang-Undang Perawatan Terjangkau.

Trump menyerang Biden, mengatakan Biden hanya mengadopsi "obat yang disosialisasikan" mantan saingannya dari Partai Demokrat, Bernie Sanders. Setelah Trump menjelaskan rencananya tentang fasilitas kesehatan, Biden merespons: Dia (Trump) tidak memiliki rencana untuk perawatan kesehatan. Faktanya pria ini tidak tahu apa yang dia bicarakan.

Melansir Sky News, Rabu, 30 September, topik kemudian beralih ke wabah COVID-19, dengan Biden mempertanyakan kepemimpinan Trump. Biden menyebut Trump menunjukkan kepanikan dan kegagalan melindungi warga AS karena memprioritaskan perekonomian.

Kepemimpinan Trump Biden sebut sebagai penyebab AS menjadi negara yang mengalami dampak terparah pandemi. Biden merinci angka bahwa lebih dari 200 ribu orang telah meninggal, dan sekitar 40 ribu masih tertular COVID-19 setiap hari.

Perlu diingat bahwa AS merupakan negara yang mengalami kasus COVID-19 terbanyak di dunia. "Banyak orang meninggal dan lebih banyak lagi yang akan mati kecuali dia menjadi jauh lebih pintar, jauh lebih cepat," Biden.

Trump menolak apa yang dibicarakan Biden dan menyinggung Biden menggunakan kata "pintar." "Kamu lulus dengan nilai paling rendah di kelasmu. Jangan pernah menggunakan kata pintar denganku. Jangan pernah menggunakan kata itu," kata Trump.

"Kami telah melakukan pekerjaan dengan baik ... Tapi kukatakan padamu, Joe, kau tidak akan pernah bisa melakukan pekerjaan yang kami lakukan," tambah Trump.

Pada kesempatan tersebut Trump juga menolak cara Biden membandingkan jumlah kasus AS dengan negara lain. Trump mengatakan pemerintahannya telah menangani pandemi COVID-19 jauh lebih baik. Trump juga berjanji bahwa vaksin dan perawatan COVID-19 untuk masyarakat AS akan segera tiba.

"Ini salah China. Seharusnya ini tidak pernah terjadi," kata Trump.

Biden juga mengkritik dengan menyindir Trump untuk tidak terus menerus melindungi diri. Ia meminta Trump keluar dari bungkernya dan "keluar dari lapangan golf" untuk menyatukan Demokrat dan Republik. Biden menyerukan agar Trump melakukan apa yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa.

Trump menangkis kritik terkait dirinya yang jarang menggunakan masker dan menarik ribuan orang ke unjuk rasa tanpa jaga jarak sosial. Trump bahkan mengatakan Biden tak akan pernah bisa menarik kerumunan seperti yang dia lakukan. Trump juga berulang kali menuduh Biden ingin menutup negara dengan mengorbankan bisnis di seluruh negeri.

"Orang ini akan menutup seluruh negeri dan menghancurkan seluruh negeri ini," kata Trump.

Debat pertama ini dimulai hanya lima pekan sebelum waktu pemilihan. Biden memimpin Trump dengan hampir tujuh poin dalam jajak pendapat nasional, menurut analisa Financial Times dari rata-rata RealClearPolitics.

Partai Demokrat juga memimpin di setiap negara bagian, kecuali Iowa, di mana para kandidat bersaing ketat. Trump memiliki sedikit keunggulan di Georgia, yang belum memilih anggota Demokrat sejak Bill Clinton pada 1992. Trump juga memiliki keunggulan di Texas, yang tidak memilih kandidat presiden dari Partai Demokrat sejak Jimmy Carter menjadi calon presiden pada 1976.