BMKG Catat 58 Kali Gempa Susulan Setelah Gempa M 5,2 Kendari
SULTENG - Gempa susulan terjadi sebanyak 58 kali hingga hari ini sejak gempa magnitudo (M) 5,2 mengguncang Kota Kendari dan Kabupaten Konawe pada Sabtu 26 Maret.
Menurut catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa M 3,5 terjadi di sebelah timur Laut Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sulteng), pada pukul 09.10 Wita.
"Gempa ini merupakan gempa bumi susulan Magnitudo 5,2 pukul 21.16 Wita tanggal 26 Maret 2022. Hingga Minggu pukul 09.55 Wita, hasil pemantauan BMKG menunjukkan terjadi 58 aktivitas gempa bumi susulan," kata Kepala Stasiun Geofisika Kendari, Rudin, dikutip dari Antara.
BMKG menyebutkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3.88° LS, 122.69° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 4,7 km, timur Laut Soropia, Kabupaten Konawe dengan kedalaman 10 km.
Rudin mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Lawanopo di Timur Laut Soropia, Kabupaten Konawe.
"Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di Kendari dan Konawe, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu," ujar dia.
Baca juga:
- Anak Buah Anies Bakal Cabut Izin Tempat Usaha yang Praktikan Judi dan Erotisme
- Bercanda Kelewat Batas, Kaki Bocah di Pasar Rebo Diduga Dibakar Teman Main
- Tawuran Terjadi di Padang di Hari Pertama Puasa Ramadan 2022
- Ketika Wacana Tiga Periode Jadi Boomerang Terhadap Jokowi, Penilaian Masyarakat Memburuk
Meski begitu, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," jelas Rudin.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat oleh gempa.
"Kemudian periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," demikian Rudin.