Awal Ramadan Tahun Ini Beda dengan Muhammadiyah, MUI: Boleh Berbeda, Tapi Harus Tetap Jaga Persatuan
JAKARTA - Pemerintah menetapkan awal Ramadan 1443 H jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022. Hari pertama puasa yang ditetapkan pemerintah serupa dengan keputusan PBNU dan memiliki selisih satu hari dengan Muhammadiyah yang lebih dulu memulai Ramadan pada 2 April.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Zaidi menuturkan, meski ada perbedaan memulai bulan Ramadan, hal ini tentunya tak mengurangi arti kebersamaan.
"Tentunya sebagian saudara-saudara kita dari Muhammadiyah yang akan memulai puasanya besok hari Sabtu, tidak mengurangi arti kebersamaan kita. Kita boleh berbeda, tetapi kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita," kata Zaidi dalam konferensi pers hasil sidang isbat di kantor Kemenag, Jumat, 1 April.
Zaidi mengingatkan agar bulan Ramadan dijadikan sebagai momentum kebersamaan untuk menghindari pebedaan yang hadir di tengah-tengah masyarakat.
"Mudah-mudahan Ramadan tahun ini dapat kita isi dengan banyak amal-amal kebaikan dengan kesalehan ibadah kita, kesalehan sosial kita terhadap masyarakat sekitar. Sehingga, ibadah Ramadan, ibadah puasa tahun ini akan mempunyai makna yang khusus dalam hidup dan kehidupan kita," tutur dia.
Baca juga:
- Mahfud MD: Satgas BLBI Sita Aset Obligor dan Debitur Lebih dari Rp19 Triliun
- Bareskrim Sita 50 Rekening Berisi Duit Belasan Miliar di Kasus Robot Trading Viral Blast, Total Sementara yang Disita Rp90 Miliar
- Tanggapi Pemecatan Terawan oleh IDI, Menko PMK: Keduanya Bertujuan Baik Tapi Pertemuannya Tak Intens
Sebagai informasi, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan hari pertama puasa atau awal Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada 3 April 2022. Menteri Agama Yaqut Cholil Coumas mengatakan keputusan ini diambil sesudah adanya laporan pada 101 daerah di sejumlah wilayah Indonesia yang menyaksikan hilal.
Hasilnya, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia saat ini pada posisi antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit.
Sementara, berdasarkan kriteria baru yang disepakati MABIMS, awal bulan Ramadan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
"Dari 101 titik ini yang melaporkan, tidak melihat hilal. Sebagaimana dari 101 titik ini, kesemuanya melaporkan tidak melihat hilal," ucap Yaqut.