Menko Airlangga Bikin Konglomerat Sukanto Tanoto Senyum-Senyum, Pabrik Kertas Baru Rp33 Triliun Resmi Groundbreaking

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara simbolis melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) tanda dimulainya pembangunan fasilitas produksi kertas kemasan lipat (paperboard) milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau.

Dalam siaran pers yang diterima redaksi hari ini, Airlangga menyebut jika upaya yang dilakukan RAPP merupakan bentuk partisipasi sektor swasta dalam perekonomian nasional sekaligus langkah menjaga lingkungan tetap berkelanjutan.

“Pemerintah berharap PT RAPP dapat menumbuhkan pusat ekonomi baru di daerah, khususnya di Provinsi Riau,” ujarnya.

Menurut Airlangga, entitas usaha yang dimiliki oleh Konglomerat Sukanto Tanoto memiliki peran strategis dalam menyerap tenaga kerja dan memajukan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Selain sisi ekonomi kami juga mendorong pelaku usaha kertas turut berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca dengan cara menerapkan standar-standar industri hijau, dan berkomitmen untuk menjaga lingkungan dan keamanan pada konsumen,” tuturnya.

Sebagai informasi, PT RAPP adalah anak usaha dari Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group yang fokus pada segmen industri pulp and paper (kertas dan bahan kertas).

Groundbreaking ini sendiri merupakan wujud perluasan portofolio APRIL Group dengan estimasi pembangunan pabrik senilai Rp33,4 trilliun.

Investasi ini dipercaya bakal mendongkrak produksi kraft pulp sebesar 1,06 juta ton, 600 ribu ton Bleached Chemi-Thermo Mechanical Pulp (BCTMP), dan pabrik kertas kemasan lipat (paperboard) berkapasitas 1,2 juta ton/tahun yang bersifat mudah terurai (biodegradable) dan mudah didaur ulang (recyclable).

Selain itu, APRIL Group juga tengah membangun pembangkit listrik tenaga surya (solar panel) berkapasitas 20 MW. Pembangunan panel surya ini untuk menunjang kegiatan produksi dan operasional perusahaan serta menurunkan kadar emisi karbon produk hingga tahun 2030 nanti.

“Peta jalan bisnis yang seirama antara pemerintah dan swasta sangat penting dalam mencapai target net zero emission di masa mendatang,” tutup Menko Airlangga.