Roman Abramovich Diduga Diracun Usai Bahas Perdamaian Rusia-Ukraina: Mata Merah dan Berair, Kulit Mengelupas
JAKARTA - Pemilik Chelsea Roman Abramovich menderita gejala keracunan yang diduga menyusul pembicaraan damai di Kyiv awal bulan ini.
Pengusaha Rusia, yang merupakan bagian dari negosiasi itu, dilaporkan telah mengalami gejala seperti mata merah, berair secara menyakitkan dan kulit mengelupas.
Seperti dilansir Wall Street Journal, Selasa, 29 Maret, setidaknya ada dua anggota senior delegasi Ukraina yang menderita gejala yang sama.
Menurut berbagai laporan, kehidupan Abramovich dan kedua negosiator tidak dalam bahaya dan kondisi mereka berangsur membaik dalam beberapa hari terakhir.
Media AS melaporkan, serangan terhadap Abramovich ditudingkan kepada kelompok yang terdiri dari anggota sayap paling radikal Kremlin dalam upaya mereka untuk menyabot negosiasi perdamaian di Ukraina.
Menurut outlet media Bellingcat, pengusaha Rusia lainnya dan anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov juga telah mengambil bagian dalam pembicaraan damai itu.
Baca juga:
- Duo Chelsea Bawa Jerman Kalahkan Israel 2-0
- Usai Timnas U-19 Menang Perdana di Korsel, Ketum PSSI: Pemain Harus Terus Fokus, Disiplin dan Ikuti Instruksi Pelatih
- Persija Gagal Capai 3 Besar Liga 1, Sudirman: Musim Depan Target Macan Kemayoran Tergantung Pelatih Baru
- Selain Wajib Menang Lawan Panama, Amerika Serikat Menunggu Laga Kosta Rika untuk Kantongi Tiket Piala Dunia 2022
Peran Abramovich dalam negosiasi masih belum jelas meskipun The Times melaporkan pergerakannya pada hari Senin.
Taipan Rusia itu dilaporkan meninggalkan Istanbul pada hari Rabu untuk bertemu Vladimir Putin di Moskow
Presdien Rusia itu menyerahkan catatan tulisan tangan dari Presiden Ukraina Zelensky kepada Abramovich yang isinya menguraikan persyaratan untuk mengakhiri perang.
Dilaporkan, Ukraina sedang mempertimbangkan untuk menerima tawaran itu.