Jika Kabinet Jokowi Masih Merencanakan Perpanjangan Presiden, 3.600 Mahasiswa Akan Tumpah ke Jalanan

JAKARTA - Sebanyak 36 lembaga mahasiswa di Jakarta mengultimatum pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait usulan ditundanya pemilu 2024 karena dinilai melangkahi konstitusi demi memperkuat kekuasaan dan kekayaan.

Munculnya isu penundaan pemilu 2024 membuat sejumlah mahasiswa di Jakarta geram dan resah. Untuk itu, 36 elemen mahasiswa Jakarta akan menentang penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Mahasiswa menyerukan segera membentuk konsolidasi perlawanan terhadap upaya penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Hal tersebut disampaikan sejumlah mahasiswa di Tugu 12 Mei Reformasi, Jalan S Parman, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin 28 Maret, sore.

Mahasiswa di Tugu 12 Mei Reformasi/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Ketua BEM UI Bayu Satria mengatakan, pihaknya bersama sejumlah rekan mahasiswa berada di Tugu 12 Mei Reformasi atas kemarahan mahasiswa kepada pemerintah.

"Kita berdiri di sini atas kemarahan kepada pemerintah dan konstitusi. Pemerintah menggulirkan penundaan pemilu," ujarnya kepada VOI di lokasi, Senin 28 Maret, sore.

Untuk itu, atas kegelisahan tersebut sejumlah perwakilan mahasiswa di Jakarta segera membuat politik alternatif. Dirinya juga mengajak semua elemen mahasiswa untuk bergabung bersama menolak penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.

"Tuntutan kita, menolak penundaan pemilu," ucapnya.

Wapresma BEM Esa Unggul dan BEM SI Kerakyatan Kordinator wilayah - BSJB, Muhamad Yusuf menambahkan, dalam hal ini keresahan bersama ini diiringi dengan banyak tuntutan dari masyarakat. Mulai dari ketimpangan sosial hingga masalah ekonomi.

"Maka detik ini, elemen masyarakat dari Jakarta dan daerah akan melakukan aksi bersama. Kita akan melakukan gerakan massa yang besar. Karena usul perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode ini bentuk pelanggaran konstitusi yang nyata," katanya.

Pedro Marhaen, salah satu jubir dari Blok Politik Pelajar mengecam akan melakukan aksi mahasiswa dalam jumlah besar jika hal tersebut tetap dilakukan.

"Saya tegaskan, apabila kabinet Joko Widodo masih ingin merencanakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. (kami) Akan melakukan gelombang unjukrasa yang besar yang belum pernah anda lihat sepanjang umur hidup anda," kata Pedro.

Pedro merinci, saat ini sudah tergabung 36 lembaga Mahasiswa di Jakarta. Jika dari tiap lembaga mahasiswa hadir 100 orang maka massa aksi dikali dengan 36 lembaga tersebut atau sekitar ada 3.600 mahasiswa yang akan turun ke jalan dalam waktu dekat.

"Di Lampung, Medan, Mamuju sudah bergerak. Sudah memberikan informasi bahwa mereka sudah melakukan konsolidasi penentangan terhadap penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden," tukasnya.