Rusia Sebut Babak Pertama Perang di Ukraina Selesai, Tujuan Militer Beralih Bebaskan Donbass
LONDON - Rusia menyebut telah menuntaskan babak pertama operasi militernya di Ukrania pada Jumat 25 Maret waktu setempat. Tujuan utama mereka saat ini "membebaskan" wilayah Donbass di bagian timur Ukraina.
Pengumuman dari Rusia itu sekaligus menunjukkan bahwa Moskow menjalankan strategi anyar. Dengan tujuan lebih terbatas menuju Donbass setelah mengalami perlawanan sengit dari militer Ukraina selama sebulan perang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, separatis yang didukung Rusia sekarang menguasai 93 persen wilayah Luhansk Ukraina dan 54 persen wilayah Donetsk. Mereka bersatu menuju Donbass.
“Tujuan utama dari operasi tahap pertama secara umum telah tercapai,” kata Sergei Rudskoi, kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Rusia, dalam sebuah pidato, mengutip Reuters, Sabtu 26 Maret.
"Potensi pertempuran dengan angkatan bersenjata Ukraina telah sangat berkurang, yang ... memungkinkan untuk memfokuskan upaya inti kami untuk mencapai tujuan utama, pembebasan Donbass," sambung Rudskoi.
Baca juga:
- Rusia Sebut Nasionalis Ukraina Tembak Warga yang Ingin Meninggalkan Kota Chernigov Menuju Daerah Aman
- Presiden Biden Ingin Rusia Dicoret, Kremlin: G20 Penting Tapi Tidak Ada Hal Buruk yang Akan Terjadi
- Pria yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Parkiran Apartemen Mewah Kelapa Gading, Punya Masalah dengan Pekerjaan
Satu sumber diplomatik senior di Moskow menyebutkan militer Rusia tercatat gagal merebut kota-kota besar dari utara, timur dan selatan sejak menginvasi Ukraina. Strategi anyar itu merupakan upaya menyelamatkan muka dan kemungkinan awal turunnya tensi Rusia dalam perang melawan Ukraina.
"Saya telah mengantisipasi kemungkinan lain dari upaya fokus pada Donbass, tetapi untuk sementara retorika Putin tetap maksimal, kita perlu melihat lebih banyak bukti di lapangan," ujarnya.
Lebih lanjut, Rudskoi mengatakan sebanyak 1.351 tentara Rusia tewas dan 3.825 terluka sejak perang dengan Ukraina. Namun, militer Ukraina mengatakan ada sekitar 15.000 tentara Rusia tewas dalam pertempuran sengit di negaranya.