Kesal Masih Banyak Impor Pengadaaan Barang, Jokowi: Belokkan 40 Persen Saja Sudah Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa membendung emosinya begitu mengetahui pengadaan barang-barang masih impor. Ia menekankan bahwa anggaran instansi pemerintah seharusnya digunakan untuk membeli produk-produk buatan Indonesia.
Jokowi mengatakan bahwa pengadaan barang dan jasa anggaran modal pusat sebesar Rp526 triliun. Sementara untuk daerah Rp535 triliun. Menurut Jokowi, anggaran untuk daerah jauh lebih besar dibanding pusat.
Lebih lanjut, Jokowi juga menyinggung anggaran BUMN yang mencapai Rp420 triliun. Jokowi mengatakan anggaran tersebut besar sekali. Seharusnya digunakan untuk membeli produk dalam negeri.
"Ini duit gede banget, besar sekali. Ini kalau digunakan kita enggak usah muluk-muluk, dibelokkan 40 persen saja, 40 persen saja itu bisa men-trigger growth ekonomi kita yang pemerintah dan Pemda bisa 1,71 persen. BUMN 0,4 persen. Ini kan 2 persen lebih," katanya dalam pengarahan tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia yang disiarkan dikenal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 25 Maret.
Jokowi mengatakan harusnya instansi pemerintah hingga BUMN konsisten membeli barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Dia pun mengaku heran mengapa hal tersebut tidak dilakukan.
"Enggak usah cari ke mana-mana, tidak usah cari investor, kita diam saja tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik-pabrik, industri-industri, UKM-UKM kita kok enggak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini. Malah beli barang-barang impor mau kita terus-terusan? Ndak. Ndak bisa," tegasnya.
Baca juga:
- Jokowi Jengkel Pemerintah Sering Impor, Anak Buah Anies Pamer Belanja Dalam Negeri DKI Tertinggi se-Indonesia
- Jokowi Sampai Keluarkan Bahasa 'Bodoh Sekali' Saat Tahu Belanja Produk Dalam Negeri Pemerintah Minim
- Jengkelnya Jokowi Setelah Tahu Baju Tentara-Polisi Hingga Traktor Ternyata Hasil Impor: Apa-apan Ini!
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai membeli barang impor berarti memberi pekerjaan kepada negara lain. Padahal, kata Jokowi, duit yang digunakan adalah duit rakyat Indonesia. Karena itu, dia menegaskan anggaran pengadaan barang dan jasa harus dibelanjakan di dalam negeri.
"Kalau kita beli barang impor bayangkan kita beri pekerjaan ke negara lain. Duit kita, capital outflow keluar. Pekerjaan ada di sana bukan di sini. Coba kita belokkan semua ke sini. Barang yang ktia beli barang dalam negeri berarti akan ada investasi, berarti membuka lapangan pekerjaan," ucapnya.
"Tadi sudah dihitung, bisa membuka 2 juta lapangan pekerjaan, kalau ini tidak dilakukan sekali lagi bodoh banget kita ini," ujar Jokowi yang disambut tepuk tangan.
Emosi Jokowi pun meningkat melihat banyak yang tepuk tangan mendengar pernyataannya. Ia mengatakan jika anggaran sebesar Rp400 triliun lebih tersebut bisa dibelanjakan di dalam negeri, baru boleh tepuk tangan.
"Jangan tepuk tangan. Karena kita belum melakukan, kalau kita melakukan dan Rp400 triliun lebih itu betul-betul semua mengerjakan silakan semua tepuk tangan. Kita hanya minta 40 persen saja sampai Mei, tadi pagi saya cek baru Rp214 triliun. Di mana mau kita terus-teruskan. Coba CCTV beli impor, di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju buat CCTV saja beli impor," tuturnya.