GeNose Buatan UGM yang Sanggup Deteksi COVID-19 Cuma 3 Menit

YOGYAKARTA - Kabar baik itu datang dari Universitas Gadjah Mada. Gabungan tim peneliti dari lintas bidang di UGM sedang melakukan uji klinis terhadap GeNose. GeNose adalah sebuah inovasi UGM, sanggup mendeteksi keberadaan COVID-19 di dalam tubuh seseorang hanya dalam waktu kurang dari 5 menit.

Bagaimana cara kerja GeNose yang mampu mendapatkan hasil begitu cepat melebihi tes PCR atau polymerase chain reaction yang masih menjadi rujukan utama mendeteksi keberadaan COVID-19.

Dengan GeNose, keberadaan COVID-19 akan dideteksi melalui hembusan napas seseorang. GeNose mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi COVID-19 dari napas pasien. 

Dilansir dari laman resmi UGM, Jumat 25 September, napas itu diambil diindera melalui sensor-sensor dan kemudian diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk pendeteksian dan pengambilan keputusan. Selain unsur kecepatan dan keakurasian, bentuk fisik GeNose juga handy sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien.

Aplikasi GeNose terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time. GeNose juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi. Data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.





GeNose sudah pernah memeriksa 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta. Dan ini yang bikin kita bangga, tingkat akurasi sangat tinggi, mencapai yaitu 97 persen. 

Kini GeNose memasuki tahap uji diagnostik (uji klinis) yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Inovasi GeNose ini dikerjakan bersama oleh Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si (FMIPA); dr. Dian Kesumapramudya Nurputra, Sp.A, M.Sc., Ph.D. (FKKMK); Dr. Ahmad Kusumaatmaja (FMIPA); dr. Mohamad Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D (FKKMK).

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., mengatakan pemerintah telah mendorong percepatan penanganan pandemi Covid-19 di tanah air sejak lima bulan lalu lewat pengembangan produk obat dan alat kesehatan. Dia berharap, alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose nantinya bisa menggantikan peran uji PCR. 

"Semoga bisa mengganti PCR, di dunia ini ada tiga negara yang sudah mengembangankan yakni  Amerika, Israel dan Indonesia,” kata Ali Ghufron.