GMFI Masuki Industri Pertahanan, Pengamat: Perlu Dipikirkan Prioritas Imbal Balik di Masa Mendatang
JAKARTA - Pengamat Militer Beni Sukadis menyambut baik langkah PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia yang merupakan anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) masuki industri pertahanan.
"Perlu dipikirkan prioritas imbal balik seperti apa yang dibutuhkan pemerintah Indonesia di masa mendatang," kata Beni Sukadis melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin 21 Maret.
Hal tersebut ia sampaikan setelah GMF AeroAsia kian mantap melebarkan sayap ke industri pertahanan, dan berhasil mengantongi sertifikasi dari perusahaan kedirgantaraan Amerika Serikat Lockheed Martin.
Lisensi tersebut terkait kapasitas perawatan pesawat Hercules C-130H untuk pekerjaan bongkar mesin (overhaul), perbaikan (refurbishment) dan modifikasi.
Ke depan, lanjut dia, yang harus dilakukan pemerintah adalah menggencarkan lebih banyak co-production atau lisensi produk suku cadang untuk alat utama sistem senjata (alutsista) yang masuk dalam skuadron Indonesia. Misalnya, F16 dan jet tempur yang akan dibeli yakni Rafale.
Kesuksesan anak perusahaan Garuda Indonesia tersebut tidak lepas dari langkah pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan yang terus menggencarkan kerja sama dengan negara-negara lain.
Baca juga:
- Pakar: Wacana Jokowi Tiga Periode Dijalankan Ketua Umum Partai yang Elektabilitasnya Masih Nol Koma
- Agar Tak jadi Liar, PPP Minta Luhut Buka Big Data Penundaan Pemilu Secara Gamblang
- Respons Luhut soal Klaim Data Penundaan Pemilu, Puan Maharani: PDIP Punya Data Sendiri yang juga Big
- Said Didu Sentil Luhut Soal Klaim Big Data Tunda Pemilu 2024: Halusinasi Tingkat Dewa, Tipu-Tipu Publik
Sertifikasi dari Lockheed Martin didapatkan melalui kesepakatan imbal dagang (offset project agreement/OPA) antara Kementerian Pertahanan dengan Lockheed Martin. Dengan demikian, GMFI dipercaya merawat semua armada C-130 Indonesia.
Senada dengan itu, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan adanya sertifikat tersebut menunjukkan dukungan atas kompetensi GMFI di bidang industri pertahanan.
"Sertifikat tersebut sebagai pendukung terhadap kompetensi mereka yang diharapkan bisa memberikan nilai lebih dan nilai tambah dalam memperbesar ekspansi," kata dia.
Menurut Reza, prospek GMFI ke depannya di sektor industri pertahanan dapat didukung dengan beberapa faktor lainnya. Salah satunya yakni kontrak perawatan pesawat.
Tidak hanya itu, ia menyakini dukungan pemerintah untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri bakal berdampak positif. Hal tersebut perlu diikuti dengan termin pembayaran yang bisa membantu "cash flow" perusahaan agar berjalan lancar.
Sebagai tambahan informasi, GMFI mendapatkan sertifikat dari Lockheed Martin setelah dilakukan penilaian oleh Indonesia Military Airworthiness Authority. Penilaian meliputi verifikasi dokumen hingga pengujian kesesuaian dan fungsi.
Sertifikasi tersebut dilakukan agar aspek kelayakan perawatan alutsista khususnya pesawat angkut dengan registrasi militer memiliki standarisasi yang baik.