Studi di Jerman Sebut Infeksi Coronavirus dapat Tingkatkan Kemungkinan Risiko Diabetes Tipe 2

JAKARTA - Baru-baru ini, peneliti Jerman menemukan hubungan antara penyakit diabetes dengan Corona. Menurut mereka, penyintas Covid-19 sangat berisiko terkena diabetes tipe 2. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia tersebut dilakukan pada rentan waktu Maret 2020 hingga Januari 2021, dengan melibatkan 35.865 penyintas Covid-19. Hasil penelitian menyebutkan bahwa para penyintas Covid-19, 28 persen berisiko lebih tinggi terdiagnosis diabetes tipe 2 dibandingkan dengan orang yang terkena penyakit infeksi saluran pernapasan atas lainnya.

Penulis mengatakan bahwa jika hasil penelitian ini terbukti benar, maka para penyintas harus dipantau kadar gula darahnya setelah sembuh. Mereka menyarankan pada peneliti di kemudian hari untuk mencari tahu apakah ini hanya terjadi pada penyintas Covid dengan bakat diabetes karena stres yang diakibatkan virus pada tubuh. Peneliti juga harus memeriksa apakah diabetes pasca-Covid dapat hilang setelah pemulihan penuh.

“Karena perkembangan pasien Covid-19 hanya diawasi selama tiga bulan, maka pengawasan lebih lanjut dibutuhkan agar betul-betul memahami apa benar risiko diabetes tipe 2 menyerang penyintas Covid ataukah akan hilang setelah penyintas sembuh total,” kata salah satu peneliti utama, professor Wolfgang Rathmann, dari Pusat Diabetes Jerman di Universitas Heinrich Heine di Dusseldorf.

Sementara itu, Dr Faye Riley, manajer komunikasi penelitian di Diabetes UK, sebuah organisasi amal untuk orang dengan diabetes di Inggris, ikut mengomentari penelitian ini. Menurutnya sudah ada beberapa studi yang menyebutkan kalau virus Corona dapat memicu diabetes tipe 2. 

“Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk merincikan hubungan antara kedua penyakit tersebut,” tutur Dr Riley.

“Belum jelas apakah virus tersebut menyebabkan kasus baru diabetes tipe 2, mengungkap kasus diabetes tipe 2 yang tidak terdiagnosis, atau menaikkan kadar gula darah untuk sementara,” lanjut Dr Riley.

“Semua orang, terlepas dari apakah mereka menderita virus corona atau tidak, harus waspada terhadap tanda dan gejala diabetes, termasuk penurunan berat badan secara tiba-tiba, kerap merasa haus atau lelah, dan lebih sering ke toilet,” jelasnya.

“Beberapa gejala diabetes, seperti kelelahan, tampak mirip dengan gejala yang disebabkan oleh virus Corona sehingga siapa saja bisa salah mengira,” terang Dr Faye Riley.

"Jika Anda melihat gejala diabetes, segera cari bantuan dari dokter sesegera mungkin," tutupnya.