Bertemu Diplomat China Selama Tujuh Jam, Penasihat Keamanan AS Tegaskan Beijing Jangan Coba-coba Bantu Rusia
JAKARTA - Amerika Serikat memperingatkan China setelah pembicaraan 'intens' berjam-jam pada Hari Senin, untuk tidak membantu Moskow dalam invasinya ke Ukraina.
Rusia belum merebut satu pun dari 10 kota terbesar di Ukraina sejak memulai serangannya pada 24 Februari, serangan paling signifikan terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Moskow menyebut tindakannya sebagai 'operasi militer khusus' untuk 'denazifikasi' negara.
China telah mengisyaratkan kesediaan untuk memberikan bantuan kepada Rusia, kata seorang pejabat AS, ketika penasihat keamanan nasional Jake Sullivan bertemu dengan diplomat top China Yang Jiechi di Roma.
"Kami telah berkomunikasi dengan sangat jelas ke Beijing, bahwa kami tidak akan berdiam diri," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan, Senin, melansir Reuters 15 Maret.
"Kami tidak akan mengizinkan negara mana pun untuk memberi kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya," tegasnya.
Pertemuan tujuh jam itu 'intens' dan mencerminkan "gravitasi saat ini," menurut seorang pejabat AS.
Barat sedang mempertimbangkan bagaimana menangani keterlibatan apa pun dari China, eksportir global teratas dan pemasok barang asing utama ke Amerika Serikat.
Sebelumnya, Financial Times melaporkan Rusia telah meminta peralatan militer China untuk mendukung invasinya ke Ukraina, menurut pejabat AS, memicu kekhawatiran di Gedung Putih, Beijing dapat merusak upaya barat untuk membantu pasukan Ukraina mempertahankan negara mereka.
Para pejabat AS mengatakan, Rusia telah meminta peralatan militer dan bantuan lainnya sejak awal invasi. Mereka menolak memberikan rincian tentang apa yang diminta Rusia.
Menanggapi hal ini, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, sebelum pertemuan dengan Jiechi.Dikatakan Sullivan, Washington mengawasi dengan cermat untuk melihat sejauh mana Beijing memberikan dukungan ekonomi atau material kepada Rusia, dan akan memberikan konsekuensi jika itu terjadi.
"Kami berkomunikasi secara langsung, secara pribadi ke Beijing, bahwa pasti akan ada konsekuensi untuk upaya penghindaran sanksi skala besar atau dukungan kepada Rusia untuk mengisinya kembali," terang Sullivan.
"Kami tidak akan membiarkan itu berlanjut dan membiarkan ada jalur kehidupan ke Rusia dari sanksi ekonomi ini dari negara mana pun, di mana pun di dunia," tegasnya.
Baca juga:
- Kehadirannya di Ukraina Diragukan, Pemimpin Chechnya Sekaligus Sekutu Presiden Putin Kadyrov: Anda Tidak Melihat Videonya?
- Pembicaraan Ukraina-Rusia Dilanjutkan, Presiden Zelenskiy Ingin Memastikan Dialog Langsung dengan Vladimir Putin
- Hari ke-18 Invasi, Rusia Klaim Berhasil Hancurkan 3.736 Fasilitas dan Infrastruktur Militer Ukraina
- Serang Pangkalan Militer Ukraina di Dekat Perbatasan Polandia, Rusia: Hancurkan Tentara dan Senjata Asing
Beijing mengecam tuduhan Washington baru-baru ini sebagai disinformasi, yang mengatakan Rusia meminta bantuan militer dari China untuk melakukan operasi militer khusus di Ukraina.
Kecaman sekaligus sanggahan tegas China disampaikan langsung juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian dalam keterangan pers Hari Senin waktu setempat.
"Tuduhan tentang masalah yang disebarluaskan oleh AS adalah informasi palsu," tegas Zhao, melansir TASS.
Menurutnya, akhir-akhir ini Washington sengaja mengedarkan misinformasi tentang China terkait perkembangan di Ukraina. Zhao Lijian juga menegaskan, sikap China terhadap Ukraina koheren dan jelas.