Dinas ke Demak, Sri Mulyani Ibaratkan APBN Sebagai Shockbreaker Mobil Sambil Sindir Ganjar Pranowo Soal Jalanan Jateng Tak Rata
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani hari ini melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah dalam rangka mensosialisasikan aturan perpajakan baru. Salah satu agenda Menkeu adalah melakukan desiminasi kepada wajib pajak prominen terkait dengan regulasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Saat memberikan materi, bendahara negara sempat melontarkan sindiran kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kebetulan hadir dalam acara tersebut.
“Tadi saya jalan dari sini ke Demak berapa kali junggreng-jungreng gitu. Nyuwun sewu nggih Pak Gub. Kayanya itu jalanan nasional, jalanan provinsi, atau jalanan kabupaten dan itu terasa di mobil saya,” ujarnya melalui saluran virtual pada Kamis, 10 Maret.
Menkeu lantas menghubungkan kejadian yang dialami tersebut dengan peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Katanya, APBN tidak ubahnya seperti shockbreaker mobil yang berupaya menahan guncangan yang diterima.
“Seperti menghadapi guncangan ini, maka APBN adalah shockbreaker yang menahan adanya tekanan yang terjadi,” tuturnya.
Baca juga:
Untuk itu, bendahara negara mengingatkan pentingnya upaya perawatan terhadap APBN agar bisa menjadi instrumen yang diandalkan dalam menghadapi dinamika yang terjadi.
“Sama seperti di mobil shockbreaker harus selalu dijaga. Kalau shockbreaker sudah tidak berfungsi maka semua guncangan langsung kena ke penumpangnya. Untuk itu APBN harus kita rawat bersama kesehatannya serta tidak boleh terus-menerus dieksploitasi dan jangan sampai menjadi sumber penyakit di perekonomian,” tegas Menkeu.
Dalam catatan VOI, kinerja keuangan negara awal tahun ini menunjukan capaian yang cukup gemilang. Hal tersebut dibuktikan melalui surplus APBN pada Januari 2022 yang sebesar Rp28,9 triliun.
Hasil ini didapat dari pendapatan negara lebih tinggi ketimbang sektor belanja dengan Rp156 triliun berbanding Rp127,2 triliun.
Bukuan itu juga tercatat sangat kontras jika dikomparasikan dengan Januari 2021 yang defisit Rp45,5 triliun.