JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo gerak cepat dalam penanganan kerusakan jalur pantura Jawa Tengah. Usai memanggil Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY ke kantornya untuk rapat terkait penanganan kerusakan pantura, Selasa, 23 Februari, Ganjar langsung mengajak tim BBPJN mengecek secara langsung kerusakan jalan itu.
Sambil mengecek proses vaksinasi di Kudus dan Pati, Ganjar mengajak Kepala BBPJN Jateng-DIY, Satrio dan jajarannya melintasi jalur-jalur pantura mulai Semarang, Demak, Kudus, dan Pati. Di sejumlah ruas jalur itu, banyak lubang menganga cukup dalam yang membahayakan pengendara. Kondisi jalan yang rusak juga membuat arus lalu lintas tersendat dan menimbulkan kemacetan.
Ganjar sempat berhenti di Demak untuk melihat proses perawatan jembatan yang ada di sana. Ia juga berhenti di jalur pantura Lingkar Pati, karena melihat ada sejumlah pekerja yang sedang memperbaiki jalan berlubang.
“Tadi pagi saya sudah rapat bersama BBPJN dan kita minta dipercepat. Kemarin saya sudah cek pantura mulai Semarang, Kendal, Batang sampai Pekalongan, sekarang saya tengok Semarang, Demak, Kudus dan Pati. Saya ajak kawan-kawan ini untuk melihat kondisi kerusakannya yang memang cukup parah,” katanya dilansir dari laman resmi Pemprov Jateng, Rabu, 24 Februari.
BACA JUGA:
Ganjar mengatakan akan membantu Balai Besar Jalan agar anggaran perawatan yang tidak terlalu banyak, dikonsentrasikan semua di depan atau awal tahun ini. Sebab, kondisi kerusakan cukup parah sehingga harus menjadi prioritas.
“Kementerian PUPR sebenarnya sudah menyiapkan program-program long segmen, tapi ada yang selesai kontrak, ada yang belum. Rata-rata mulai pengerjaan Maret atau April. Untuk tindakan sementara berupa penambalan kan mendesak, maka saya minta kerjasama pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk menyelamatkan,” terangnya.
Ganjar menegaskan semua kerusakan jalan itu mesti beres. Lubang-lubang yang menganga di jalanan harus segera ditambal dan tidak boleh menunggu proyek besar dilaksanakan.
“Enggak boleh menunggu, apalagi menunggu musim hujan reda karena kecelakaannya di musim hujan. Maka teorinya, penanganan darurat dengan teknologi dan sistem apapun mesti dilakukan dengan cepat,” tutupnya.