Service Charge Naik Rp80.000/m, Pedagang Pusat Grosir di Kotanya Gibran Mengadu ke Pemkot Minta Ruang Dialog
SOLO - Pedagang Pusat Grosir Solo (PGS) mengadukan pemilik gedung ke Pemerintah Kota Solo karena menaikkan biaya tambahan penggunaan gedung.
"Tuntutan kami adalah menolak kenaikan service charge, pada dasarnya service charge mau dinaikkan jadi di angka Rp80.000/m dari Rp57.500/m," kata salah satu pedagang sekaligus anggota Paguyuban Pedagang PGS, Cahyo di sela aksi tuntutan di Solo, Antara, Rabu, 9 Maret.
Dengan kenaikan tarif, pemilik toko Kapal Pesiar Fashion ini mengaku harus membayar jauh lebih mahal.
"Toko saya ada empat itu biasanya kena Rp2,7 juta/bulan plus listrik, saya kalkulasi besok naik menjadi Rp4 juta/bulan. Naiknya per Maret, ini sudah ada edarannya," katanya.
Usai munculnya edaran terkait kenaikan tersebut, tambah dia, sebetulnya paguyuban sudah berupaya meminta ruang dialog dengan pemilik gedung PGS. Meski demikian, selama ini pemilik hanya diwakili oleh manajemen PGS.
"Jadi ketika rapat dengan kami mereka tidak bisa mutusi (memutuskan), selalu tanya ke owner (pemilik gedung). Padahal owner di Jakarta, yang kami minta owner didatangkan agar menjembatani," katanya.
Ia mengatakan biaya tambahan atau service charge ini meliputi biaya untuk pemeliharaan, kebersihan, keamanan, dan promosi.
"Beda lagi dengan biaya sewa. Padahal kalau untuk fasilitas ini menurut kami kacau, terjadi penurunan tajam dari sisi pemeliharaan gedung, lantai paling atas ibarat rumah tidak ada atap. Di toko saya ini kalau hujan pasti terocoh (bocor)," katanya.
Sebagai tindak lanjut, lanjut Cahyo, para pedagang meminta Pemkot Solo untuk menjembatani komunikasi antara pedagang dengan pemilik gedung.
"Harapan para pedagang adalah pemkot mendengar keluhan kami dan menjembatani adanya mediasi, syukur-syukur menegur owner untuk membatalkan, iki lho pandemi, pedagangmu koyo ngene (lesu penjualan)," katanya.
Jika belum ada tindak lanjut dari pemerintah, ia memastikan para pedagang akan tetap membayar biaya tambahan dengan tarif sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi berjanji akan mempertemukan pedagang dengan pemilik gedung.
"Kami janjikan Selasa (minggu depan) kami pertemukan pedagang dengan jajaran PGS di Pemkot Surakarta karena sebetulnya mereka ini juga khawatir, kalau tidak mengikuti manajemen akan disegel," katanya.
Menurut dia, nantinya pemilik gedung juga akan dihadirkan dalam pertemuan tersebut.
"Tuntutan dari pedagang agar owner bisa dihadirkan, kalau saya ya nanti saya undang. Kalau datang sendiri saya terima kasih, kalau mewakilkan itu kewenangan sana," katanya.
Ia juga memastikan akan ada titik temu dari pertemuan tersebut. "Kami optimistis ada titik temu, di masa seperti ini pemkot punya peran untuk memastikan pelaku usaha bisa tetap beraktivitas," katanya.
Head Marketing PGS Ritsu Tri mengklaim penyesuaian tarif tersebut wajar mengingat sudah enam tahun terakhir tidak ada kenaikan biaya tambahan. "Kami selama enam tahun tidak pernah ada kenaikan, makanya ini kami berlakukan penyesuaian," katanya.
Baca juga:
- Program RAN PASTI BKKBN Sesuaikan dengan Kebijakan Daerah
- Stunting di Kabupaten Tangerang Masuk Zona Kuning, Penyebabnya Mulai dari Kemiskinan Hingga Sarana BAB
- Satu Bulan Jelang Ramadan Harga Sembako di Temanggung Sudah Naik
- Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Mendag Gandeng Polri Tindak Tegas Penjual dan Penimbun
Terkait dengan keluhan pedagang tentang fasilitas gedung, ia memastikan perbaikan akan dilakukan dalam waktu dekat. Ia mengatakan paling lambat perbaikan akan dilakukan usai periode Lebaran.
"Rencana dalam waktu dekat ada pembenahan supaya lebih standar. Selain atap untuk penampakan depan juga akan diperbaiki. Fasilitas lain juga akan lebih standar. Mana yang sekiranya harus diperbaiki akan diperbaiki," katanya.