Bagikan:

TANGERANG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut jumlah angka prevalensi stunting di Kabupaten Tangerang mencapai 23,3 persen, atau masuk dalam zona kuning.

Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi menuturkan penyebab stunting di wilayahnya masih tinggi lantaran pola asuh keluarga di wilayah tersebut dianggap kurang layak.

"Iya benar, saat ini di Kabupaten Tangerang angkanya berada di 23,3 persen. Sehingga saat ini memasuki zona Kuning. Penyebabnya karena pola asuh keluarga, kemiskinan, akses air minum dan sanitasi (masih tinggi BAB sembarangan)," kata Hendra saat dikonfirmasi, Senin, 7 Maret.

Namun, pihaknya saat ini tengah melakukan berbagai upaya untuk melakukan penurunan angka stunting tersebut. Tujuannya agar Kabupaten Tangerang masuk zona hijau.

"Saat ini kita berusaha melakukan intervensi ke keluarga yang rawan stunting, intervensi gizi, pola asuh keluarga, pembuatan jamban sehat," katanya.

Hendra juga mengatakan akan mengambil sikap dalam 90 hari pertama. Selain itu pihaknya juga akan berupaya memberikan bekal ketahanan pangan, ekonomi, sosial dan budaya.

"Kami akan memberikan tablet penambah darah pada remaja putri untuk mencegah anemia yang menjadi salah satu penyebab stunting," tandasnya.