Menteri PPPA Sebut Banyaknya Laporan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Pertanda Baik
JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan tren meningkatnya pelaporan kasus kekerasan merupakan hal yang cukup baik karena hal itu pertanda masyarakat mulai berani untuk menyuarakan kekerasan yang mereka alami.
"Tren meningkatnya pelaporan kasus di tengah menurunnya prevalensi kekerasan secara umum merupakan hal yang cukup baik karena artinya masyarakat mulai berani dan percaya untuk membuat laporan pengaduan kepada layanan pengaduan yang tersedia," kata Menteri Bintang dalam webinar internasional bertajuk "Empowered Women Dare To Speakup" yang diikuti di Jakarta, Rabu 9 Maret.
Selain itu eksistensi media sosial juga turut mendorong pengungkapan berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Semakin masifnya penggunaan media sosial juga turut andil untuk mengungkap berbagai kasus kekerasan," kata dia.
Bintang menjelaskan berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) tahun 2021, kekerasan fisik dan atau kekerasan seksual yang dilakukan pasangan dan selain pasangan tahun 2021, dialami oleh 26,1 persen perempuan atau dialami satu dari empat perempuan usia 15 - 64 tahun selama hidupnya.
Baca juga:
"Perlu diperhatikan bahwa angka ini secara total telah mengalami penurunan jika kita bandingkan dengan survei di tahun 2016," katanya.
Pihaknya mengapresiasi para perempuan yang telah berani mengungkap berbagai kasus kekerasan yang pernah dialami.
"Hal ini juga tidak terlepas dari keberanian para perempuan dalam mendobrak konstruksi sosial yang selama ini membungkam perempuan," katanya.
Menteri PPPA meminta dukungan dari semua pihak agar mengapresiasi sikap para perempuan tersebut dan memotivasi perempuan-perempuan lainnya yang mengalami hal yang sama.
"Tentunya menjadi tugas kita bersama untuk terus menjaga kepercayaan para perempuan yang telah berani menyuarakan kekerasan yang dialami atau diketahuinya dan juga memberikan motivasi bagi perempuan lainnya yang hingga saat ini masih hidup dalam belenggu diskriminasi," kata Bintang.