BNI: Perang Rusia - Ukraina Akan Buat BI Percepat Naikkan Suku Bunga Acuan

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) melaporkan bahwa perseroan masih terus memantau perkembangan terkini yang terjadi di Eropa Timur, khususnya terkait dengan aktivitas militer antara Rusia dan Ukraina.

Direktur Treasury and International BNI Henry Panjaitan mengatakan bahwa konflik tersebut mau tidak mau memberi dinamika tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Malahan, Henry menyebut jika Bank Indonesia (BI) akan segera merespon situasi yang berkembang melalui penyesuaian kebijakan moneter.

“Ini tentu berpotensi mempercepat peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti yang dikutip redaksi pada Rabu, 9 Maret.

Menurut Henry, asumsi tersebut didasarkan pada beberapa hal. Pertama, situasi perang menyebabkan ketidakpastian terus berlanjut. Kedua, Rusia selaku pemasok energi penting ke Eropa dinilai akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga komoditas utama dunia.

“BNI terus memperhatikan dampak konflik ini terhadap kenaikan harga minyak dunia, yang akhirnya berdampak pada kenaikan inflasi di Indonesia,” tutur dia.

Meski demikian, Henry menilai dampak langsung yang ditimbulkan oleh kedua negara yang bertikai kepada perekonomian RI tergolong cukup minim.

Hal itu bisa dilihat dari ekspor Indonesia ke Rusia yang tercatat 1,49 miliar dolar AS atau hanya 0,65 persen dari total ekspor. Adapun, ekspor Indonesia ke Ukraina adalah sebesar 416,9 juta dolar AS atau hanya 0,18 persen dari keseluruhan ekspor.

“BNI berharap kenaikan harga komoditas ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih kuat di dalam negeri,” sambungnya.

“Kami juga ingin konflik bisa segera berakhir demi memberikan kepastian dalam berbisnis dan menjadikan iklim berinvestasi semakin membaik, sehingga berdampak positif pada perekonomian secara menyeluruh,” tutup Henry.