Costumer Servis Bank BUMN di Ketapang Jadi Tersangka Korupsi Rp6 Miliar, Ditahan di Rutan Pontianak

PONTIANAK - Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat menahan AF, tersangka kasus dugaan korupsi sebuah bank di daerah Ketapang dengan kerugian keuangan negara sekitar Rp6,1 miliar.

"Penahanan terhadap tersangka AF berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor : Print-07/0.1/Fd.1/03/2022 tanggal 8 Maret 2022, dan penyidik juga telah mengantongi dua alat bukti yang cukup," kata Kepala Kejati Kalbar, Masyhudi, di Pontianak, dilansir Antara, Selasa, 8 Maret.

Dia menjelaskan, tersangka AF ditahan selama 20 hari ke depan sejak tanggal 8 hingga 27 Maret 2022 di Rutan Kelas II A Pontianak.

Tersangka AF di bank BUMN tersebut sebagai "costumer servis". Pengungkapan perkara ini merupakan hasil kerja sama antara Kejati Kalbar dengan salah satu bank BUMN, berawal dari informasi Asisten Manajer Pemasaran Mikro (AMPM), pada 31 Januari 2022, pada bank tersebut dalam keadaan rugi, padahal dalam asumsi bank tersebut seharusnya dalam keadaan laba dan terdapat anomali saldo abnormal di rekening pendapat bunga kredit NP Kupedes-Ph3 AC dan pendapatan denda atau penalti non-program.

Akibat perbuatan tersangka AF maka mengakibatkan kerugian keuangan negara sekitar Rp6,1 miliar.

Dia menambahkan, perbuatan tersangka sebagaimana diatur dan diancam Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 jo Pasal 18 UU RI No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU RI No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang ancaman pidana-nya minimal empat tahun, dan maksimal 20 tahun, dan denda paling sedikit Rp200 juta rupiah, dan paling banyak Rp1 miliar.

"Penyidikan ini masih akan terus berlangsung untuk mengungkapkan, apakah masih ada orang lain yang bekerja sama dengan tersangka," ujarnya.

Kejaksaan akan terus tegas dalam penegakan hukum, terutama kasus korupsi agar perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, terutama lembaga pengelola keuangan diisi oleh orang-orang, SDM maupun para bankir yang berintegritas, pantas dan layak untuk ditempatkan disana, tutur Masyhudi.