Pengamat: Kenaikan Harga Pertamax Tidak Akan Pengaruhi Daya Beli Masyarakat
JAKARTA - Pertamina kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi menyusul kenaikan harga minyak mentah dunia yang melambung tinggi. Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengungkapkan, kenaikan harga tersebut tidak akan mempengaruhi daya beli masyarakat yang nota benenya adalah kalangan menengah ke atas.
"Saya kira (kenaikan harga) tiak akan berdampak. Penggunanya adalah orang yang mampu dan dari sisi keuangan saya rasa masih bisa," ujar Mamit saat menajdi pembicara dalam webinar Market Review di IDX Channel, Senin 7 Maret.
Ia menambahkan, jumlah konsumsi BBM jenis Pertamax ini juga terbilang masih sangat kecil sehingga tidak berpengaruh. Lain halnya jika dibandingkan dengan menaikkan harga Pertalite yang memiliki tingkat konsumsi hingga 47 persen.
"Secara nasional konsumsinya masih 5 persen jadi sepertinya tidak akan ada migrasi ke penggunaan bbm subsidi," ujar Mamit.
Baca juga:
Selain itu, menurutnya, masyarakat juga dinilai sudah memahami manfaat penggunaan BBM dengan RON yang lebih tinggi bagi kendaraannya sehingga ia yakin tidak akan beralih ke RON yang lebih rendah lagi.
"Motor mewah dan mobil mewah masa harus gunakan BBM RON rendah dan akhirnya perawatan mesin mahal," imbuhnya.
Berikut daftar terbaru harga BBM pertamina di seluruh SPBU Indonesia yang berlaku mulai Kamis, 3 Maret 2022:
Premium (RON 88): Rp6450 per liter
Pertalite (RON 90): Rp7.650 - Rp8.000 per liter
Pertamax (RON 92): Rp9.000 - Rp 9.400 per liter
Pertamax Turbo (RON 98): Rp14.500 - Rp15.100 per liter
Solar/Biodiesel (subsidi): Rp 5.150 per liter
Dexlite: Rp 12.950 - Rp 13.550 per liter
Pertamina Dex: Rp 13.700 - Rp 14.300 per liter.