Sekda Saefullah di Mata Wartawan: Sang Penyelip Candaan di Setiap Tuturan
JAKARTA - Kemarin siang, kabar meninggalnya Sekretaris Daerah DKI Saefullah beredar di kalangan wartawan. Ayu, seorang wartawan salah satu media daring, mengaku kaget saat menerima kabar tersebut.
Segera, para wartawan mencari kebenaran informasi. Sampai akhirnya, berpulangnya Saefullah dikonfirmasi oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Chaidir dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Tetiba, ia teringat momen-momen terdahulu, saat bertemu dengan PNS yang memiliki jabatan tertinggi di DKI tersebut. Saefullah sering dicari-cari para wartawan untuk diwawancara mengenai isu serta masalah di Jakarta.
Kepada VOI, Ayu mengaku dirinya tak mengenal secara personal dengan Saefullah. Namun, yang ia selalu ingat, Saefullah kerap membawa canda ketika berbincang, bahkan saat diwawancarai.
Salah satu momen yang terkenang adalah saat Saefullah mengabarkan kondisi banyaknya sampah di Pintu Air Manggarai pada Rabu, 7 Februari 2018. Saat itu, banjir DKI baru surut dan sampah menumpuk di pintu air.
Baca juga:
Melihat ketegangan pewarta yang menunggu informasi terkait masalah klasik di DKI ini, Sekda yang mendampingi empat gubernur DKI sepanjang kariernya tersebut berhasil mencairkan suasana dengan candaan.
"Pak Sekda saat itu menyebut bahwa banyak sampah ranting yang menumpuk di pintu air. Yang anehnya, ia juga menyebut menemukan kulkas yang terseret ke pintu air," tutur Ayu saat berbincang dengan VOI, Kamis, 17 September.
Ayu mengutip pernyataan Saefullah saat itu. "Agak repot, alat berat Pemprov DKI stand by terus. Sampah kemarin, kulkas banyak banget itu. Di dalam kulkas masih ada nasinya, rendangnya masih ada," kelakar Saefullah yang dituturkan Ayu.
Ayu tidak percaya sepenuhnya bahwa Saefullah tahu masih ada nasi dan rendang di dalam kulkas yang ditemukan di Pintu Air Manggarai. Satu hal yang ia tahu pasti, Saefullah berhasil membuat semua yang mendengar tertawa.
Candaan Saefullah tak berhenti sampai di situ. Pada Kamis, 15 Februari 2018, di mana Jakarta masih sering tergenang, Saefullah menyebut banjir Jakarta genit, karena sering berpindah lokasi.
"Kali ini banjirnya agak genit, ya. Jadi, dari Selatan pindah ke Utara, terutama di Kelapa Gading, Sunter," ungkap Saefullah yang kembali ditirukan Ayu.
Dari situ, Ayu paham. Candaan Saefullah tiap kali memberi informasi mengenai masalah dan peristiwa di DKI mengamanatkan bahwa semua masalah yang dihadapi memang perlu ditanggapi dengan santai agar tak menjadi beban pikiran.
Kata Ayu, Saefullah punya pantun yang kerap ia lontarkan dalam memulai konferensi pers bersama wartawan. "Dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati. Dari mana datangnya berita, dari pewarta yang baik hati" ungkap Saefullah saat itu.