3 Hal yang Bikin Ayah Kecewa, Angelina Sondakh Langsung Minta Maaf Begitu Bebas
JAKARTA - Angelina Sondakh resmi menghirup udara bebas pada Kamis, 3 Maret. Ia langsung mendatangi rumah keluarga kakek dan neneknya untuk meminta maaf kepada keluarganya atas kesalahannya.
Beberapa hari menjelang kebebasan Angie, sang ayah, Lucky Sondakh terbuka mengenai rasa kecewanya terhadap Angelina Sondakh. Terlepas dari itu, sang ayah tetap mencintai anaknya dan menerima apa adanya.
Berikut adalah tiga kekecewaan Lucky kepada Angelina Sondakh:
Dunia Politik
Lucky Sondakh kecewa karena Angie tidak mendengar nasihat ketika masuk ke dunia politik. Ia sudah memperingatkan terus berhati-hati karena dunia politik tidak seindah di depannya.
"Masuk dunia politik itu bukan hanya seperti domba di tengah serigala, tetapi domba di tengah-tengah serigala berbulu domba. Ternyata dia menghadapi petaka karena kasus Hambalang, baru aku bilang bener kan papa bilang," kata Lucky Sondakh melansir Keema Entertainment.
Lucky juga mendapat hujatan dari orang-orang di sekitarnya apalagi dia adalah seorang pendidik. Ia disebut tidak bisa mendidik anaknya yang dikenal sebagai Putri Indonesia.
“Saya dicemooh kawan-kawan saya akademisi, gimana sih katanya akademisi hebat katanya guru katanya pendidik, katanya rektor, katanya dekan. Anda meluluskan banyak orang, orang lain mampu kamu didik, kok anak sendiri gagal,” jelas Lucky.
Menjadi Mualaf
Lahir sebagai Kristen, Angelina Sondakh pindah agama menjadi mualaf. Ternyata Lucky juga kecewa karena melihat anaknya menghiraukan orang lain dibandingkan nasehatnya.
"Kekecewaan kedua karena dia jadi mualaf. Maaf ya. Tentu orang tua menginginkan anaknya. Jangan disalahkan saya ya, bukan saya benci ya, tapi pahamilah," kata Lucky.
Angie yang menikah dengan mendiang Adjie Massaid mengikuti agama sang suami. Hingga saat ini, Angie masih tercatat sebagai orang Islam terlihat dari pakaiannya.
Hukuman Tidak Fair
Lucky Sondakh merasa putusan 10 tahun itu adalah hukuman yang kurang adil. Angelina Sondakh sendiri menerima hal itu sebagai konsekuensi berpolitik.
"Kekecewaan ketiga, saat dia mendapat putusan kurang fair. Saya kira Angie, ya dia bukan dewa, terima saja itu sebagai politik. Tiga kekecewaan ini membuat saya berpikir apakah saya harus kucilkan Angie atau gimana?" kata Lucky Sondakh.
“Saya berkontemplasi, perenungan yang dalam saya datang ke saudara-saudara saya. Kita saja mengampuni musuh-musuh kita, kenapa kita tak mengampuni anak kita sendiri,” katanya.