Kampus Berperan Lakukan Riset dan Inovasi, PDIP: Dosa Besar Jika Kita Tak Kembangkan Ilmu Pengetahuan

JAKARTA - PDI Perjuangan mengingatkan perguruan tinggi atau kampus berperan dalam penerapan ekonomi hijau. Mereka dituntut bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melakukan riset serta menciptakan inovasi.

Hal ini disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menyampaikan kuliah umumnya yang berjudul Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Ekonomi Hijau dan Digital Menuju Indonesia Emas 2025. Kegiatan ini dilakukan di Universitas Negeri Surabaya, Kota Surabaya, Jawa Timur pada hari ini, Jumat, 25 Februari.

"Dosa besar bagi kampus, bagi perguruan tinggi jika kita tidak mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan semangat berdikari," kata Hasto seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Hasto yang hadir bersama Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri yang juga mengisi materi kuliah umum itu mengatakan, kampus harus mampu menjadi city of intelect seperti yang disampaikan oleh Presiden Pertama RI Soekarno.

Menurutnya, seperti amanah Bung Karno, kampus di Indonesia harus jadi pusat peradaban. Apalagi, gagasan ini sudah ada sejak 1953 di mana kampus diharap melahirkan supremasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Meski begitu, keinginan Soekarno ini sempat dirusak ketika zaman orde baru, di mana pemerintah saat itu dengan mudahnya memberikan sumber daya alam ke pihak asing.

"Kalau Bung Karno melakukan dekolonialisasi, zaman Orde Baru terjadi rekolonialisasi kembali. Hutan kita dibabat, kekayaan alam kita diberikan, padahal saat Sukarno bertemu Eisenhower Presiden Amerika Serikat mengatakan, biarkan anak-anak muda Indonesia yang kami kirim ke luar negeri nanti yang akan membangun Indonesia dengan cara-cara berdikari," tegas Hasto.

"Ini adalah tugas kita. Bung Karno, Bung Hatta sosok pembelajar, sosok pemimpin yang negarawan, sosok yang tidak pernah menyerah. Bahkan beliau hanya tidur setiap hari rata-rata empat sampai lima jam per hari. Kita sudah bisa menikmati kemerdekaan itu," imbuhnya.

Hasto mengatakan, apa yang disampaikannya ini seusai fakta, kajian akademis dan tidak berbicara dalam politik praktis. Sehingga, ke depan dia berharap perguruan tinggi bisa berdikari dengan berperan melakukan riset dan inovasi.

"Riset dan inovasi macam apa? Riset dan inovasi yang berguna bagi kehidupan, riset dan inovasi yang membangun peradaban, riset dan inovasi yang bisa diaplikasikan bagi kepentingan rakyat," ujarnya.

Tak hanya itu, dia juga mengingatkan pentingnya kampus melakukan kaderisasi kepemimpinan mahasiswa. Apalagi, pemimpin di Tanah Air kebanyakan lahir dari jenjang pendidikan ini.

"Pemimpin-pemimpin nasional lahir dari dunia kampus, maka perguruan tinggi harus menjadi pusat pengemblengan bagi calon-calon pemimpin bangsa 25 tahun yang akan datang," ungkapnya.

Melengkapi pernyataan Hasto, Rokhmin Dahuri mengatakan partainya itu memang sedang merancang kunjungan ke kampus di Tanah Air. Alasannya, PDIP menganggap ekosistem kemajuan sebuah negara dimulai dari perguruan tinggi.

"Setelah Unesa, akhir pekan ini kami berencana berkunjung ke Kampus Syiah Kuala di Banda Aceh,. Nanti juga dilanjutkan dengan kampus lainnya," katanya.

Sementara itu, Rektor Unesa, Nurhasan menyampaikan kiprah perguruan tinggi adalah menyiapkan generasi emas dan unggul yang akan memimpin Indonesia saat berusia 100 tahun.

"Generasi emas yang kita siapkan harus menjadi generasi yang tangguh dan unggul. Harus berprestasi namun harus dilandasi dengan fondasi ideologi kuat karena tantangan nasionalisme semakin berat. Mereka lahir di era teknologi informasi dimana cara pandang berbangsa berbeda dengan kita," kata dia.

Nurhasan juga menyampaikan, perguruan tinggi memiliki peran strategis untuk menyelamatkan generasi emas dari kesalahan atas sesat pikir mengenai bangsanya.

"Nilai instrumental yang berbasis ideologi Pancasila, seperti integritas, etos kerja dan gotong royong perlu ditanamkan secara mengakar dan membumikan nasionalisme di setiap dada para generasi emas ini," pungkasnya.