TikTok Tak Ingin Pengguna Remajanya Terlibat Tantangan Berbahaya dengan Luncurkan Fitur Ini
JAKARTA - TikTok kembali melindungi pengguna remaja dari tantangan berbahaya yang ada di media sosialnya, dengan menawarkan fitur yang berfokus pada keamanan di Eropa dan Australia. Beberapa di antaranya telah diumumkan lebih dahulu di Amerika Serikat (AS) awal bulan ini.
Langkah-langkah itu termasuk panduan dalam aplikasi berbentuk permanen yang mendorong remaja untuk terlibat dengan proses "4-step" yakni berhenti, berpikir, memutuskan, dan bertindak sebelum terlibat dalam tantangan online.
Kategori kebijakan khusus untuk tindakan dan tantangan berbahaya di menu pelaporan juga berguna untuk memudahkan pengguna melaporkan tantangan yang bermasalah, dan video keselamatan khusus dari konten kreator yang dikurasi.
Ini didorong ke pengguna yang berusia di bawah 18 tahun melalui feeds For You untuk lebih meningkatkan kesadaran akan masalah keamanan di sekitar tantangan.
Dalam contoh video dari kampanye #SaferTogether, kreator TikTok @maddylucydann terlihat sedang membuat sketsa skenario di mana seorang petugas medis di unit gawat darurat sedang mencari tahu apa yang harus diberitahukan kepada pasien muda yang dirawat dengan cedera serius setelah jatuh mencoba meniru parkour.
Melansir TechCrunch, Kamis, 24 Februari, mereka para korban meniru dari video yang beredar tetapi tanpa memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melakukan trik dengan aman, dan dengan hadirnya fitur ini guna membuat anak-anak berpikir sebelum mereka mencoba sesuatu yang sama konyolnya.
Perusahaan yang berbasis di China ini tetap menjadi sasaran keluhan utama perlindungan pengguna di wilayah Uni Eropa (UE), yang telah menyebabkan pemantauan aktif terhadap kebijakannya oleh Komisi Eropa.
Baca juga:
Berbarengan dengan pengumuman ini, TikTok mengatakan sedang memberikan kontribusi keuangan ke Western Sydney University untuk mendukung penelitian lebih lanjut tentang tantangan online, dan berbagi data penelitian dengan Pusat Penelitian Muda dan Tangguh universitas untuk tujuan itu.
TikTok tidak merinci berapa banyak uang yang disumbangkan ke universitas. Platform berbagi video telah menghadapi pengawasan berbulan-bulan oleh regulator di UE menyusul perlindungan konsumen dan keluhan privasi, dan intervensi darurat di Italia tahun lalu terkait dengan kekhawatiran atas tantangan pemadaman yang dikaitkan media lokal dengan kematian seorang anak.
Sementara itu di AS, eksekutif teknologi dari platform utama telah dikritik oleh anggota parlemen tentang masalah ini, yang telah menyebabkan sejumlah RUU diusulkan, termasuk yang terbaru adalah Undang- Undang Keamanan Online Anak-anak.