Pertama Kali Kasus Infeksi Harian COVID-19 Tembus 170 Ribu, PM Korea Selatan Minta Warga Tenang
JAKARTA - Perdana Menteri Korea Selatan pada hari Rabu meminta orang untuk tidak panik tentang peningkatan besar dalam infeksi virus corona ketika kasus harian baru melonjak melewati 170.000 untuk pertama kalinya.
Kasus serius dan kematian berada pada tingkat yang dapat dikelola, meskipun ada rekor kasus yang disebabkan oleh varian Omicron yang sangat menular, Perdana Menteri Kim Boo-kyum mengatakan pada pertemuan tanggapan pandemi.
"Meskipun kesadaran dan penerapan aturan anti-COVID kita tidak boleh dilonggarkan, tidak ada alasan sama sekali untuk takut atau panik tentang jumlah kasus baru seperti di masa lalu," katanya, menurut transkrip seperti melansir Reuters 23 Februari.
Korea Selatan melaporkan 171.452 kasus virus corona baru untuk Selasa, rekor harian lain dan peningkatan tajam dari 99.573 sehari sebelumnya, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan pada Hari Rabu.
Angka Kematian perlahan-lahan meningkat, mencapai rekor tertinggi 99 pada Hari Selasa, tetapi pihak berwenang Korea Selatan mengatakan data dunia nyata menunjukkan, orang yang terinfeksi varian Omicron hampir 75 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit serius atau meninggal, daripada mereka yang tertular varian Delta.
Sebuah studi oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) dari sekitar 67.200 infeksi yang dikonfirmasi sejak Desember, menunjukkan tingkat keparahan dan kematian varian Omicron rata-rata masing-masing 0,38 persen dan 0,18 persen, dibandingkan dengan 1,4 persen dan 0,7 persen untuk kasus Delta.
Kemudian, sekitar 56 persen dari 1.073 orang yang meninggal selama periode lima minggu tidak divaksinasi atau hanya menerima satu dosis, penelitian menunjukkan, dengan orang berusia 60 atau lebih bertanggung jawab atas 94 persen kematian, sebut para pejabat, Senin.
Sementara, lebih dari 86 persen dari 52 juta penduduk Korea Selatan telah divaksinasi dua dosis dan hampir 60 persen telah menerima suntikan booster.
Selain itu, Korea Selatan telah menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer untuk digunakan oleh anak-anak berusia 5-11 tahun, kata Kementerian Makanan dan Ibat-obatan negara itu, Rabu.
Anak-anak harus mendapatkan sepertiga dari dosis biasa, diberikan dua kali dengan interval tiga minggu, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. Anak-anak dengan kekebalan yang menurun secara signifikan bisa mendapatkan booster empat minggu kemudian.
Baca juga:
- Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk dan Lugansk, Menlu Blinken Batalkan Pertemuan dengan Menlu Lavrov
- Ada Sinyal Iran Siap Bertukar Tahanan dengan Amerika Serikat, Kesepakatan Nuklir 2015 Bakal Pulih?
- Perkuat Sayap Timur NATO, Presiden Biden Kirim Ratusan Tentara, Jet Tempur F-35 dan Helikopter Serang AH-64 Apache
- Uni Eropa Setujui Sanksi Baru Terhadap Rusia, Josep Borrell: Itu akan Sangat Merugikan
PM Kim mengatakan, aturan jarak sosial akan dilonggarkan setelah puncak gelombang saat ini, yang diperkirakan beberapa ahli mungkin terjadi pada pertengahan Maret.
"Penyebaran Omicron masih berpacu ke puncaknya, tetapi setelah dipastikan bahwa kasus yang parah dan kematian dapat dikelola secara stabil, kami akan mereformasi kerangka luas kebijakan karantina anti-virus kami, termasuk jarak sosial," terang PM Kim.
Untuk diketahui, aturan saat ini termasuk mandat masker pada tempat-tempat umum, izin vaksin untuk lokasi dan acara tertentu, batas enam orang untuk pertemuan pribadi, jam operasional restoran hingga pukul 10 makam dan karantina tujuh haru untuk kedatangan internasional.
Hingga saat ini, Korea Selatan telah melaporkan total 2,3 juta kasus infeksi COVID-19 sejak pandemi dimulai, dengan angka kematian mencapai 7.607.