Siswa di Makassar Kembali Belajar Daring Bukan karena COVID-19, Tapi Peringatan Dini Cuaca Buruk
MAKASSAR - Dinas Pendidikan Kota Makassar, Sulawesi Selatan kembali mengharuskan siswa belajar dalam jaringan (daring) selama tiga hari, setelah adanya peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar terkait cuaca buruk.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Muhyiddin Mustakim mengatakan, keputusan yang diambilnya itu setelah mencermati dampak dari cuaca buruk sejak Minggu, 20 Februari.
"BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca buruk selama empat hari dan kami pun mencermati beberapa dampaknya sehingga diputuskan agar anak-anak belajar daring sementara waktu," ujarnya dikutip Antara, Senin, 21 Februari.
Dia mengatakan, siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) dialihkan sementara proses belajar mengajarnya dari pembelajaran tatap muka (PTM) ke daring.
Muhyiddin mengatakan pertimbangan paling utama adalah memperhatikan kesehatan dari para siswa, apalagi di tengah pandemi COVID-19 khususnya kasus omicron yang melonjak drastis.
"Kesehatan adalah yang utama. Dampak dari cuaca buruk itu genangan dan banjir, pohon tumbang karena angin kencang dan lainnya. Kasus harian COVID-19 juga meningkat," katanya.
Mantan Kepala Dinas Sosial Pemkot Makassar itu menyebutkan jumlah sekolah baik SD dan SMP yang dibawahi oleh Disdik Makassar sebanyak 700 lebih.
Baca juga:
Muhyiddin mengaku, meski proses belajar mengajar dialihkan ke daring, sejumlah guru juga tetap ke sekolah dan ada yang memberikan mata pelajaran dari sekolah langsung.
Untuk proses belajar daring itu dimulai Senin hingga Rabu, 23 Februari, sesuai dengan jadwal hari yang diumumkan oleh BMKG Wilayah IV Makassar.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca di wilayah Sulawesi Selatan selama tiga hari mulai Minggu-Rabu dengan curah hujan sedang hingga lebat.
Plt Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet mengatakan, hasil monitoring perkembangan kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan indikasi adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan.
"Berdasarkan prospek kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan," ujarnya.
Irwan Slamet menjelaskan, hasil analisis terkini menunjukkan adanya MJO (Madden Julian Oscillation) aktif di kuadran 3 dan bergerak menuju kuadran 4 dan 5 (Maritime Continent).