Kritik Pendukung Bitcoin yang Koar-koar BTC Bakal Tembus 100 Ribu Dolar AS, Peter Brandt: “Koreksi Bisa Lama”
JAKARTA – Di tengah bungkamnya para pendukung Bitcoin karena tren bearish BTC dalam beberapa pekan terakhir, seorang trader veteran Peter Brandt ,yang dikenal kerap mengkritisi para maksimalis Bitcoin memperingatkan para investor bahwa mungkin perlu beberapa waktu bagi BTC untuk tembus harga tertinggi sepanjang masa (ATH) barunya.
Sebagai informasi Brandt telah menjadi trader sejak tahun 1975. Dia adalah pembuat grafik dan juga penulis Laporan Faktor. Brandt melakukan trading di berbagai market termasuk di Dow Futures, obligasi, dolar AS, Osaka Dow, dan sebagainya.
Dilansir dari Bitcoin.com News, Brandt mengkritisi para pendukung Bitcoin karena mereka terus-menerus mengampanyekan cryptocurrency terlepas dari kondisi harganya. Brandt menyebut para pendukung Bitcoin sebagai “pemandu sorak”.
“Pemandu sorak yang terus-menerus menabuh genderang 'to the moon' melakukan kerugian besar bagi investor BTC,” kata Brandt dalam sebuah cuitan Twitter.
“Koreksi bisa (berlangsung) lama. Daya tahan yang lama, bukan hype yang konstan, harus menjadi pesannya.”
Baca juga:
Brandt juga menyertakan bagan dengan tweetnya yang menunjukkan harga chart Bitcoin utama dan jumlah bulan yang harus dilalui BTC untuk tembus ATH barunya. Secara khusus, dia menunjukkan bahwa butuh 21 bulan bagi BTC untuk mencapai level tertinggi baru berikutnya pada tahun 2013, 40 bulan pada tahun 2017, dan 36 bulan pada tahun 2020.
Kendati demikian, Brandt tidak menawarkan perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan BTC untuk mencapai level tertinggi baru berikutnya. Namun, trader veteran baru-baru ini membagikan “aturan perdagangan yang menakutkan”, yaitu “Jangan pernah menambah kerugian perdagangan.”
Menurut panel spesialis fintech di Finder.com, bitcoin akan mencapai 94.000 dolar AS tahun ini. Pada akhir 2025, para panelis percaya BTC bisa mencapai 192.800 dan 406.400 dolar AS pada tahun 2030.
Sementara itu, bank investasi global, Goldman Sachs, telah memperingatkan bahwa harga Bitcoin rentan terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve. Pada bulan Januari, bank terbesar Swiss, UBS, memperingatkan “musim dingin kripto”. Selain itu, pemberitaan perang antara Rusia dan Amerika Serikat di perbatasan Ukraina juga berpengaruh pada performa harga kripto.