Restui 250 Tank M1 Abrams untuk Polandia di Tengah Krisis Ukraina-Rusia, Menhan AS: Versi Paling Modern

JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengumumkan pada Hari Jumat, rencana penjualan 250 unit main battle tank (tank tempur utama) jenis M1 Abrams ke Polandia, ketika Washington bergerak untuk memperkuat pertahanan sekutu utama Eropa timur, di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Ukraina-Rusia.

Menteri Austin membuat pengumuman selama perjalanan ke Warsawa, Polandia di mana para pemimpin negara itu khawatir dengan pengerahan ribuan pasukan Rusia di negara tetangga Belarusia, bagian dari penumpukan besar-besaran Rusia di sekitar Ukraina

Kondisi yang membuat NATO menilai Moskow berencana melakukan invasi. Sementara, Rusia berulang kali menyangkal tudingan akan melakukan invasi ke negara tetangganya tersebut.

"Beberapa dari pasukan itu (berada) dalam jarak 200 mil dari perbatasan Polandia," kata Menteri Austin, melansir Reuters 18 Februari.

"Jika Rusia menginvasi Ukraina lebih jauh, Polandia dapat melihat puluhan ribu pengungsi Ukraina dan lainnya mengalir melintasi perbatasannya, mencoba menyelamatkan diri dan keluarga mereka dari bencana perang," paparnya.

Ilustrasi tank M1 Abrams. (Wikimedia Commons/Mrkoww)

Penjualan tank Abrams ke Polandia, yang juga merupakan rumah bagi situs pertahanan rudal AS di masa depan, adalah tanda lain dari hubungan pertahanan yang dalam dan berkembang dengan Amerika Serikat.

Ini mengikuti pengerahan hampir 5.000 tentara AS tambahan ke Polandia serta pesawat tempur tambahan, sebagai bagian dari tanggapan Washington terhadap krisis Ukraina.

Tank tempur Abrams M1A1 membawa awak empat personel dan memiliki meriam yang dimuat secara manual yang dapat menembaki kendaraan lapis baja personel musuh hingga pesawat yang terbang rendah, menurut pabrikannya, General Dynamics.

"Ini adalah versi paling modern dari Abrams, dan akan memberi Polandia kemampuan tank yang sangat canggih," ungkap Menteri Austin dalam konferensi pers.

"Ini juga akan memperkuat interoperabilitas kami dengan angkatan bersenjata Polandia, meningkatkan kredibilitas upaya pencegahan gabungan kami dan Sekutu NATO kami yang lain," paparnya.

Untuk diketahui, Polandia adalah salah satu anggota NATO yang paling hawkish dalam menghadapi apa yang dilihatnya sebagai ambisi revisionis Rusia di Eropa Timur.

Tempat kelahiran gerakan serikat pekerja Solidaritas yang memainkan peran kunci dalam menjatuhkan Komunisme di Eropa tengah, Polandia sangat sensitif terhadap apa yang dilihatnya sebagai ancaman ekspansionisme Rusia, dan baik pemerintah konservatif maupun liberal telah teguh dalam mendukung Kyiv.

Ilustrasi tank M1 Abrams. (Wikimedia Commons/Eben Boothby)

"Polandia mengetahui secara langsung biaya mahal yang harus dibayar oleh para korban agresi dari tetangga yang lebih besar. Dan, Polandia telah memberikan kontribusi berharga untuk membantu Ukraina dalam membangun kemampuan pertahanannya," ungkap Menhan AS.

Kunjungan Austin terjadi ketika Amerika Serikat menyelesaikan pengerahan 4.700 tentara tambahan dari Divisi Lintas Udara ke-82, lebih dari dua kali lipat kehadiran pasukan AS di negara Eropa timur itu.

Selain itu, Militer AS telah mengirim jet tempur F-15 ke Pangkalan Udara Lask, Polandia, menawarkan kemampuan tambahan untuk kepolisian udara, kata para pejabat.

Perbatasan tenggara Polandia dekat dengan kota Lviv di Ukraina barat, tempat Amerika Serikat memindahkan kedutaannya, mengingat meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia.

Para pejabat AS mengatakan, pasukan mereka di Polandia dapat membantu warga Amerika yang mungkin melarikan diri ke negara itu jika Rusia menginvasi Ukraina serta membantu Polandia dengan kemungkinan masuknya pengungsi. Para pejabat Amerika percaya jutaan orang Ukraina mungkin menjadi pengungsi dan terlantar dalam konflik skala penuh.