Tak Mau Rahasia Dagangnya Dicuri China, Taiwan Buat Undang-Undang Baru

JAKARTA - Pemerintah Taiwan pada Kamis, 17 Februari mengusulkan undang-undang baru untuk mencegah China mencuri teknologi chipnya. Ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran di Taipei bahwa Beijing terus meningkatkan spionase ekonominya.

Pembangkit tenaga teknologi Taiwan telah membuat mayoritas chip semikonduktor paling canggih di dunia. Chip itu digunakan dalam segala hal mulai dari jet tempur hingga ponsel. Pemerintah Taiwan sendiri telah lama khawatir tentang upaya China untuk meniru kesuksesan itu, termasuk melalui spionase ekonomi, perburuan bakat, dan metode lainnya.

Kabinet Taiwan mengatakan telah mengusulkan pelanggaran baru untuk "spionase ekonomi" di bawah undang-undang keamanan nasional, menetapkan hukuman hingga 12 tahun penjara bagi mereka yang membocorkan teknologi inti ke China atau "pasukan musuh asing".

Menggunakan teknologi pembuatan chip 2-nanometer yang paling canggih dari raksasa chip TSMC sebagai contoh, juru bicara kabinet Lo Ping-cheng mengatakan teknologi tersebut dapat dianggap penting untuk keamanan Taiwan di bawah undang-undang baru. Untuk itu perlindungan ekstra ketat diperlukan agar tidak dicuri karena menjadi rahasia dagang mereka, selain undang-undang yang sudah ada selama ini.

"Semua orang tahu bahwa TSMC...memiliki teknologi terdepan di dunia," kata Lo. "Jika teknologi mereka dicuri, akan ada dampak yang signifikan."

“Pengadilan yang ditunjuk untuk kejahatan spionase ekonomi akan dibentuk untuk mempercepat persidangan,” tambah Lo, seperti dikutip Reuters.

Pemerintah juga mengusulkan pengetatan undang-undang untuk mencegah perusahaan China secara ilegal memburu talenta Taiwan melalui perusahaan yang didirikan di negara ketiga.

Ini juga memperketat hukuman untuk investasi China di Taiwan melalui metode ilegal, yang menurut pemerintah telah menyebabkan banyak kasus spionase industri dalam beberapa tahun terakhir.

"Infiltrasi di industri Taiwan dari rantai pasokan merah semakin parah dalam beberapa tahun terakhir," kata Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang, dalam sebuah pernyataan, merujuk pada pemasok teknologi China.

"Mereka memburu bakat teknologi tinggi bangsa kita dan mencuri teknologi inti dan kunci bangsa," tambahnya. Parlemen Taiwan diharapkan untuk meloloskan revisi undang-undang baru sebelum menjadi undang-undang.