Sebut Belum Memverifikasi Penarikan Pasukan Rusia, Presiden AS Joe Biden: Invasi Tetap Mungkin Terjadi
JAKARTA - Presiden Joe Biden membuat seruan berapi-api kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghindari perang dengan Ukraina pada Hari Selasa, berbicara dengan gamblang tentang 'kematian dan kehancuran yang tidak perlu' yang dapat ditimbulkan Moskow, serta kemarahan internasional yang akan dihadapi Presiden Putin.
Dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional, Presiden Biden mengatakan Amerika Serikat memperkirakan 150.000 tentara Rusia sekarang 'mengepung' Ukraina, seiring dengan latihan militer besar-besaran yang dilakukan bersama Belarusia.
Presiden Biden mengatakan diplomasi tetap disambut baik. Jika Rusia menginvasi Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya siap untuk menanggapi dengan hukuman yang ditujukan untuk menimbulkan rasa sakit ekonomi dan isolasi global.
Sebagian besar pernyataan Presiden Biden ditujukan langsung pada Presiden Putin, yang menuntut agar NATO tidak menerima Ukraina sebagai anggota, menghentikan ekspansi lebih lanjut ke arah timur.
"Amerika Serikat dan NATO bukanlah ancaman bagi Rusia. Ukraina tidak mengancam Rusia. Baik AS maupun NATO tidak memiliki rudal di Ukraina. Kami tidak, tidak memiliki rencana untuk menempatkan mereka di sana juga. Kami tidak menargetkan orang-orang. Rusia. Kami tidak berusaha untuk mengacaukan Rusia," ujar Presiden Biden, mengutip Reuters 16 Februari.
Presiden Amerika juga mengimbau langsung kepada warga Rusia.
"Untuk warga Rusia: Anda bukan musuh kami, dan saya tidak yakin Anda menginginkan perang berdarah yang merusak melawan Ukraina," seru Presiden Joe Biden.
"Biaya manusia dan strategis akan “sangat besar” bagi Rusia jika menyerang. Dunia tidak akan lupa, bahwa Rusia memilih kematian dan kehancuran yang tidak perlu," tukasnya.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Biden kembali mengungkapkan, pihaknya tidak mencari konfrontasi langsung dengan Rusia, menyebut tentaranya tidak akan berperang di Ukraina.
Namun Ia menegaskan siap merespon dengan tegas, jika Rusia menyerang pihaknya di Ukraina.Ia juga memperingatkan, Presiden Biden menyebut invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan konsekuensi, termasuk biaya energi.
"Kami siap untuk menanggapi dengan tegas serangan Rusia di Ukraina, yang masih sangat mungkin terjadi," kata Presiden Biden, menambahkan bahwa NATO bersatu dan bertekad seperti "yang pernah ada."
Baca juga:
- Pejabat Militer Sebut Rusia Siap Menembak Kapal Selam dan Kapal Asing yang Mengganggu
- Khawatirkan Keselamatan Staf, Amerika Serikat Pindahkan Operasional Kedutaan Besar dari Kyiv ke Lviv
- Bicara dengan Rusia dan Ukraina, Sekjen PBB: Jangan Menggagalkan Tujuan Perdamaian
- Media Barat Sebut 16 Februari Kemungkinan Hari Invasi, Presiden Zelenskiy: Kami akan Menjadikannya Hari Persatuan
Selain itu, Presiden Biden juga mengeluarkan peringatan bagi Rusia untuk tidak terlibat dalam serangan siber.
"Jika Rusia menyerang Amerika Serikat atau sekutu kami melalui cara asimetris seperti serangan siber yang mengganggu terhadap perusahaan kami atau infrastruktur penting, kami siap untuk merespons," tandasnya.
Laporan bahwa Rusia telah menarik beberapa unit militer "akan baik tetapi kami belum memverifikasinya," kata Presiden Biden.
"Memang, analis kami menunjukkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang sangat mengancam," ungkapnya, mengutip "lebih dari 150.000 tentara mengepung Ukraina dan Belarusia dan di sepanjang perbatasan Ukraina."
"Invasi tetap mungkin terjadi," Pungkas Presiden Biden.