Menko Airlangga: Perluasan Akses Pembiayaan UMKM Adalah Bukti Keberpihakan Pemerintah

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus memajukan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada sepanjang 2022. Menurut dia, hal ini tercermin dari alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang salah satunya menyasar sektor UMKM.

“Ini adalah wujud keberpihakan dan dukungan pemerintah bagi sektor UMKM yang sangat terdampak selama masa pandemi,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 11 Februari.

Adapun, implementasi tersebut dilaksanakan dalam bentuk pemberian restrukturisasi kredit untuk mengurangi beban para debitur.

“Pemerintah juga mendorong peningkatan perluasan akses pembiayaan untuk UMKM melalui rasio pembiayaan inklusif makroprudensial, agar porsi kredit UMKM ditingkatkan pada 2022 bisa sebesar 20 persen dan secara bertahap menjadi 30 persen pada 2024 mendatang,” tuturnya.

Lebih lanjut, garis besar keberpihakan juga bisa dilihat dari strategi pembentukan holding BUMN pembiayaan ultra mikro (UMi). Melalui cara ini, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) menjadi induk usaha yang menggabungkan entitas-entitas utama dan diharapkan bisa mengembangkan segmen ultra mikro secara lebih baik dengan target penambahan 29 juta pelaku usaha di 2024.

Sebagai informasi, Menko Airlangga sendiri merupakan Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM yang bertugas untuk untuk mendorong pengembangan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

KUR ini mendapat fasilitas subsidi bunga sebesar 3 persen sampai dengan 30 Juni 2022, dimana pemerintah juga meningkatkan plafon KUR sebesar 30 persen menjadi Rp373,17 triliun untuk sepanjang tahun ini.

“Langkah-langkah yang diambil merupakan wujud kehadiran pemerintah untuk membantu UMKM mengakses pembiayaan usaha yang terjangkau melalui KUR,” tegas Airlangga.

Untuk diketahui, sampai dengan 7 Februari 2022 KUR telah terealisasikan sebesar Rp25,94 triliun atau 6,95 persen dari target. Sementara jumlah sasaran debitur diharapkan bisa mencapai 650.000 nasabah hingga akhir tahun nanti.

Penyaluran kredit dan pembiayaan ini juga diklaim memiliki catatan yang baik dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga di level 0,98 persen.

“Melalui sinergi yang solid diharapkan UMKM dapat membantu mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik atau bahkan melampaui masa prapandemi. Semoga niat baik kita semua diridhoi oleh Allah SWT,” tutup Menko Airlangga.