Ujicoba Vaksin Sinopharm ke Anak yang Justru Memicu Kekhawatiran Orang Tua
JAKARTA - Produsen vaksin COVID-19 China National Biotec Group (CNBG) di bawah naungan Sinopharm mulai menguji klinis vaksinnya kepada sejumlah anak di bawah umur. Namun, ujiklinis itu justru membuat banyak orang tua di Xi'an khawatir.
Dua kandidat vaksin inaktif sudah mulai diujicoba pada anak-anak di bawah umur, Selasa, 8 September. Hasilnya, media setempat melaporkan vaksin tersebut aman.
Namun, hasil aman itu hanya berdasar laporan media. Otoritas tak merilis hasil ujiklinis pada anak di bawah umur ke publik. Hal itu yang memicu kekhawatiran banyak orang tua.
Para orang tua di Xi'an, Provinsi Shaanxi mengatakan beberapa sekolah mulai mendata para orang tua sekaligus meminta persetujuan terkait ujiklinis terhadap anak mereka. Kabar ini bergulir. Publik pun menyimpulkan bahwa pelajar akan jadi kelompok selanjutnya yang jadi objek ujiklinis.
"Banyak orang tua yang khawatir apakah vaksin ini aman atau tidak bagi anak-anak karena hasilnya tidak diumumkan. Sepertinya hanya sedikit orang tua yang bersedia anaknya divaksin sebelum produk tersebut dipasarkan secara bebas," kata Liu, orang tua murid sekolah menengah, dikutip Global Times, Selasa, 8 September.
Komisi Kesehatan Provinsi Shaanxi membantah rumor anak-anak akan disuntik vaksin. Mereka menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penelitian di kalangan kelompok kerja berisiko tinggi. Kelompok yang dimaksud adalah petugas kesehatan, bukan anak sekolah.
Baca juga:
Seorang staf Sekolah Dasar Jingxin, Xi'an, mengaku diminta oleh petugas kesehatan setempat mendata para guru yang ingin bergabung sebagai relawan program vaksin darurat. Hal itu dilakukan atas pertimbangan bahwa mereka menghadapi risiko terinfeksi setelah sekolah kembali dibuka.
Direktur Humas Sinopharm Chen Yinglong mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan Komisi Kesehatan di beberapa daerah guna memperluas daya jangkau vaksin. Perusahaan tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi dari 800 juta menjadi satu miliar dosis pada tahun mendatang.
Sementara itu, Sinovac, produsen vaksin asal China lainnya telah melakukan uji klinis tahap ketiga di luar negeri. Namun perusahaan yang menandatangani kontrak dengan perusahaan vaksin asal Indonesia Biofarma itu lebih berhati-hati dalam menerapkan dosis pada anak-anak. Perusahaan tersebut hanya menyediakan vaksin bagi remaja berusia di atas 18 tahun.