Tingginya Angka Orang Hilang dan Femisida di Meksiko Picu Gelombang Demonstrasi

JAKARTA - Aktivis wanita dan keluarga korban orang hilang menggelar unjuk rasa di Kantor Komisi HAM Meksiko. Mereka menuntut keadilan pada pemerintah terkait banyaknya kasus penculikan dan pembunuhan terhadap wanita atau femisida.

Melansir CNA, Selasa, 8 September, massa aksi didominasi oleh para aktivis wanita bertopeng. Dalam aksinya mereka menyuarakan agar pemerintah turun tangan mencari orang hilang dan memutus mata rantai kekerasan terhadap wanita.

Kekecewaan demonstran tak terbendung saat menggelar unjuk rasa. Amarah mereka tumpah hingga merusak papan nama kantor dengan palu sembari menempelkan beberapa spanduk dan poster. Massa kesal lantaran Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador telah menegur mereka sehari sebelumnya.

Teguran itu muncul karena para aktivis tampak merusak gambar dari mantan Presiden Meksiko, Francisco Madero. "Mereka yang merusak citra Madero, atau tidak tahu sejarahnya, melakukannya secara tidak sadar," kata Lopez Obrador.

Oleh sebab itu, para aktivis mengecam Lopez Obrador karena tegurannya salah alamat. "Bagaimana Anda bisa marah tentang gambar ini, tetapi bukan tentang bagaimana putri saya sendiri dilecehkan?" ungkap salah seorang aktivis wanita.

Unjuk rasa juga menuntut pengusutan kasus 70 ribu orang hilang sejak 2006 akibat perang antar kartel Narkoba. Tak hanya itu, Otoritas Meksiko juga menyatakan angka femisida telah meningkat 5,4 persen dalam tujuh bulan pertama tahun ini, khususnya Juli. Tercatat, pembunuhan wanita mencapai 74 orang pada bulan tersebut.