Omicron Ancam Indonesia, PKS ke Pemerintah: Jangan Sekedar Larang Lansia Keluar Rumah
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, mengingatkan pemerintah perlu melakukan langkah antisipatif yang jelas dalam menghadapi ancaman COVID-19 varian Omicron yang sudah meningkat di Indonesia. Bukan sekedar menyampaikan imbauan lansia agar jangan keluar rumah.
"Pandemi telah memasuki tahun ketiga, pemerintah seharusnya telah memiliki pola penanganan dan langkah antisipatif yang jelas dalam menghadapi setiap perkembangan baru. Termasuk ancaman Omicron yang lebih mudah tingkat penularannya," ujar Netty kepada wartawan, Selasa, 8 Februari.
Menurutnya, masyarakat membutuhkan bahasa positif yang menunjukkan kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi tantangan puncak gelombang ketiga COVID-19. Misalnya, sosialisasi dan informasi tentang peningkatan infrastruktur kesehatan, ketersediaan ranjang rawat, ruang ICU, kecukupan alat dan bahan medis.
"Serta percepatan pencapaian target vaksinasi tentu lebih menenangkan," tegasnya.
Legislator Jawa Barat itu menuturkan, tinggal di rumah saja apalagi untuk lansia dengan penyakit penyerta adalah hal yang sudah dipahami sejak awal masa Pandemi. Imbauan itu, menurutnya, hanya akan menuai persepsi lain dari masyarakat.
"Tentunya kita tidak ingin masyarakat berpresepsi ada ancaman kondisi buruk dibalik imbauan tersebut," kata Netty.
Oleh karena itu, Netty meminta pemerintah menjelaskan tentang percepatan target vaksinasi untuk lansia dan anak-anak di bawah 12 tahun. Termasuk capaian target vaksinasi di daerah yang masih belum memenuhi minimal 70 persen target dosis lengkap.
"Prediksi pemerintah tentang puncak gelombang ketiga harus sudah diikuti dengan kesiapsiagaan rumah sakit dan segala infrastruktur penunjangnya," terang Netty.
Misalnya, lanjut dia, langkah antisipasi dalam menghadapi kondisi terburuk, kesiapan obat-obatan, ranjang rawat, maupun tenaga medis. "Hal inilah yang perlu dijelaskan pada masyarakat secara terbuka," kata Netty.
Selain itu, tambahnya, pemerintah juga perlu menyampaikan soal kesiapan dukungan obat-obatan, suplemen dan telemedisin untuk yang pasien isolasi mandiri.
"Belajar dari pengalaman menghadapi gelombang serangan varian Delta, pemerintah harus lebih sigap dan siap dalam segala sisi," papar Netty.
Baca juga:
Seiring hal itu, Netty menilai para pejabat harus menjadi contoh yang baik dalam penegakan disiplin protokol kesehatan. Tidak bepergian dan melakukan karantina dengan aturan yang sesuai.
"Jangan sampai masyarakat diminta diam di rumah, sementara kunjungan kerja berpotensi menimbulkan kerumunan massa, seperti terus dilakukan," demikian Netty.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta warga usia 60 tahun ke atas atau lansia untuk tidak keluar rumah dalam dua pekan hingga sebulan ke depan.
Dengan demikian, menurutnya, dapat mencegah penyebaran COVID-19 di tengah merebaknya varian Omicron saat ini.
"Saya usul dua minggu sampai sebulan ke depan untuk orang-orang yang saya sebut tadi, kriteria 60 tahun ke atas, eloknya tinggal di rumah dahulu, sementara," katanya saat secara virtual menghadiri Harlah Ke-96 NU di NTT, Minggu, 6 Februari.