Menteri BUMN Erick Thohir akan Membuat Ekosistem Terkait Air Bersih
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir akan membuat ekosistem baru yakni ekosistem terkait air bersih dalam rangka perbaikan air bersih bagi masyarakat dan petani.
"Kami di BUMN sedang membuat suatu ekosistem baru yakni ekosistem air bersih. Tapi saya tidak mau cepat-cepat karena baru diumumkan tiga bulan lagi," ujar Erick Thohir dalam seminar nasional di Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta Jawa Tengah sebagaimana diikuti secara daring dari Jakarta, Minggu.
Menurut Menteri BUMN, Kementerian BUMN sangat concern mengenai air bersih ini, karena kebetulan BUMN juga mendapatkan tugas untuk mengoperasikan waduk atau bendungan yakni BUMN Perum Jasa Tirta I dan Perum Jasa Tirta II.
"Direksi kedua BUMN tersebut lagi saya sering panggil, karena saya ingin ada perbaikan air bersih tidak hanya ke rumah warga tapi juga ke petani. Hal ini yang sedang kita pelajari, doakan saja ketemu sistemnya. Karena semua itu tadi sistem, kalau sistemnya bisa dipikirkan baik-baik mestinya bisa," katanya.
Erick Thohir mengatakan bahwa bicara mengenai air bersih tidak mungkin menyelesaikan masalah terkait air bersih kalau sistem pertanian nasional juga terus membanjiri air, karena tidak cukup jumlahnya.
"Ketika kita agriculture-nya menggunakan sistem lama, akhirnya kekurangan air bersih akan terus terjadi di Indonesia. Padahal sistem agriculture-nya yang baru sekarang dengan teknologi dan lain-lain yang namanya mengelola dan mengurangi ketergantungan kepada air bisa dilakukan," ujar Menteri BUMN.
Baca juga:
Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan isu sumber daya air merupakan isu yang sangat penting terlebih lagi di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Menurut Menteri PUPR, air merupakan isu yang penting. Sumber air terus menipis karena pertumbuhan populasi dan urbanisasi, permintaan standar hidup yang terus meningkat, persaingan penggunaan air, konversi lahan dan pencemaran lingkungan. Beberapa permasalahan ini diperparah oleh pandemi COVID-19 yang belum selesai.
Menteri PUPR mengatakan, ketersediaan air Indonesia di atas kertas tampak baik, tetapi bila dilihat lebih detail secara kewilayahan tidak merata.
Contohnya Pulau Jawa, ketersediaan airnya tampak cukup bila melihat luas pulaunya. Namun Pulau Jawa menanggung beban lebih dari setengah penduduk Indonesia.